Page 230 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 230

Trends in Science and Technology   191
                                                   for Sustainable Living


                tahun, dan suhu sekitar 18-36°C (van Steenis at al., 1975; Rahayu,
                2009; Pristiana, Susanti, & Nurwantoro, 2017). Selain itu, persyaratan
                tumbuh lainnya adalah daerah penanaman kopi robusta harus
                memiliki bulan hujan dan bulan kering dalam satu tahun berkisar
                3-4 bulan, dan tingkat keasaman (pH) tanah berkisar 5 sampai 6,5,
                tanah memiliki kandungan bahan organik di atas 3%, efektivitas
                kedalaman tanah di atas 100 cm, dan kemiringan tanah yang ideal
                maksimum 40% (Rahayu, 2009). Pada umumnya, fase kritis untuk
                pertumbuhan kopi robusta terjadi pada usia 1-2 tahun karena
                pada usia tersebut tanaman kopi tidak dapat langsung menerima
                paparan sinar matahari dan harus mendapatkan naungan
                dari tanaman lain yang lebih tinggi. Penanaman pohon-pohon
                naungan tersebut biasanya dilakukan sejak tiga bulan sebelum
                bibit  tanaman  kopi  robusta  ditanam.  Beberapa  spesies  pohon
                yang selama ini digunakan sebagai pohon naungan tanaman
                kopi robusta biasanya dari famili Leguminosae seperti lamtoro
                (Leucaena glauca), dadap (Erythrina sububrams), dan gamal
                (Gliricidia sepium) (O’Connor, Rahayu, & van Noordwijk, 2005).
                Kondisi ini sedikit berbeda dengan pohon naungan yang umum
                digunakan di perkebunan rakyat, biasanya terdiri atas tanaman
                dadap (Erythrina sububrams), alpukat (Persea americana), petai
                (Parkia speciosa), jengkol (Archidendron  pauciflorum), sukun
                (Artocarpus altilis), lamtoro (Leucaena leucocephala), dan sengon
                (Albizia chinensis) (Arif, Tarigan, Saragih, Lubis, & Rahmadani, 2011;
                Panggabean, 2011).
                     Kopi  robusta  memiliki  sebaran  geografi  yang  relatif  luas
                (cosmopolite)  dan  paling  banyak  ditemukan  di  daerah-daerah
                tropis dan subtropis, terutama di hutan hujan dataran rendah
                sampai pegunungan (Judd et al., 2002). Di Indonesia penanaman
                kopi robusta tersebar di berbagai wilayah seperti Sumatera,
                Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Jawa. Menurut
                Widaningsih (2022), beberapa wilayah Sumatera  yang menjadi
                sentra penanaman kopi robusta adalah Kabupaten Lampung
                Barat, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Tanggamus, dan
                beberapa wilayah di Sumatera Utara seperti Kabupaten Dairi,
                Humbang Hasundutan, Samosir, dan Tapanuli Utara. Kopi robusta
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235