Page 235 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 235
196 Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Terbuka (2023)
(Salgado, Favarin, Leandro, & Filho, 2008). Kandungan senyawa fenol
pada kopi memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Kristiningrum, 2014;
Wigati, Pratiwi, Nissa, & Utami, 2018), sedangkan asam klorogenat
merupakan zat fenolik utama yang terdapat pada daun kopi,
biasanya terdapat dalam konsentrasi yang relatif tinggi. Salah satu
karakteristik dari asam klorogenat yakni memiliki efek antibakteri,
antivirus, antikanker, dan juga berfungsi sebagai prekursor dalam
pengembangan pengobatan HIV/AIDS (Kristiningrum, 2014).
Zat antibakteri adalah zat yang dalam konsentrasi kecil
memiliki kemampuan dapat menghambat bahkan menghentikan
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme patogen
(Menon & Satria, 2017). Secara mekanisme, sistem bekerja zat
tersebut harus mampu menghambat atau bahkan membasmi
mikroorganisme tanpa menimbulkan kerugian bagi manusia.
Efektivitas zat antibakteri harus dapat secara selektif meracuni
tanpa membahayakan manusia, menghambat pertumbuhan
atau membunuh bakteri patogen (Putri et al., 2018). Pemanfaatan
bahan aktif pembunuh bakteri yang terdapat pada tanaman obat
merupakan salah satu pilihan. Widjajanti (1999) menyatakan bahwa
kopi robusta merupakan salah satu tanaman yang telah digunakan
secara ilmiah sebagai antibiotik. Ditegaskan pula oleh Tanauma,
Citraningtyas, & Lolo (2016), bahwa ekstrak biji kopi robusta pada
konsentrasi 100%, 50% dan 25% memiliki efek antibakteri terhadap
pertumbuhan Porphyromonas gingivalis.
Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa minuman
kopi yang berbahan asal dari biji kopi memiliki kemampuan
sebagai antibakterial terhadap mikroorganisme tertentu seperti
Streptococcus mutans penyebab utama karies gigi dan pada
konsentrasi terkecil biji kopi robusta mempunyai daya hambat
sebesar 12,5% (Arezoo, Rooha, Salehi, & Nafiseh, 2010; Murtafiah,
2012). Biji kopi robusta juga mempunyai kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis dengan rerata
diameter pada zona hambat sebesar 13,8 mm (Tilaar et al., 2016).
Menurut Widyasari, Aman, & Mahendra (2020) bahwa melalui proses
ekstrak dengan etanol pada biji kopi robusta, diketahui memiliki