Page 232 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 232

Trends in Science and Technology   193
                                                   for Sustainable Living


                manusia menghasilkan  antioksidan alami dalam bentuk enzim
                berupa katalase, glutation peroxidase, dan superoxide dismutase
                (SOD), sedangkan dalam bentuk vitamin berupa asam askorbat
                (vitamin  C),  alfatokoferol  (vitamin  E),  dan  beta  karoten  (vitamin
                A) (Zeng & Wang, 2001). Menurut Hurrell & Reddy (2003), beberapa
                senyawa yang tergolong dalam senyawa antioksidan sintetik
                mempunya manfaat mampu menangkal radikal bebas dan
                menghentikan proses reaksi berantainya. Senyawa-senyawa
                antioksidan sintetik tersebut antara lain Butylated hydroxyrotoluene
                (BHT),  Propyl gallate  (PG) dan  metal chelating agent  (EDTA),
                Butylated hydroxyl anisole (BHA), Nordihydro guaretic acid (NDGA),
                serta  Tertiary butyl hydroquinone  (TBHQ).  Saat  ini,  antioksidan
                utama  yang  banyak  digunakan untuk produk-produk makanan
                adalah monohidroksi atau polihidroksi   senyawa  fenol  dengan
                berbagai substituen pada cincin  (Hamid, Aiyelaagbe, Usman,
                Ameen, & Lawal, 2010).

                4.   Radikal Bebas dan Sumbernya
                     Menurut Pangkahila  (2007), radikal bebas memiliki arti
                sebagai atom  atau molekul  yang  tidak stabil sehingga sangat
                reaktif, hal ini dikarenakan  mengandung satu  atau  lebih  elektron
                yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Salah satu cara
                untuk menstabilkannya yaitu radikal bebas akan bereaksi dengan
                molekul yang berada  di sekitarnya agar memperoleh pasangan
                elektron  (Rahman  &  Macnee,  2000).  Pada  jumlah  tertentu  radikal
                bebas diperlukan oleh  kesehatan tubuh, yaitu untuk  membunuh
                bakteri,  melawan radang, dan mengatur tonus otot  polos dalam
                organ maupun pembuluh darah  (Giriwijoyo,  2004). Kerusakan sel
                dalam tubuh yang disebabkan oleh radikal bebas dapat melalui
                tiga cara yaitu a) peroksidasi komponen lipid dari membran
                sitosol,  b)  kerusakan  DNA,  dan  c)  modifikasi  protein  teroksidasi
                karena cross linking protein (Kumar, Abbas, Fausto, Aster, & Hauth,
                2008). Dampak negatif dari radikal bebas adalah karena bersifat
                destruktif dan sangat reaktif maka radikal bebas dapat bereaksi
                dengan makromolekul sel seperti lipid, DNA, dan protein, sehingga
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237