Page 87 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 87

Bagian 04


                          e.  Analisis Pengulangan Bunyi
                                   Pengulangan bunyi merupakan merupakan
                             sarana penting  dalam menyusun  Bahasa
                             puisi. Dampak yang dapat diperoleh  dengan
                             pengulangan bunyi adalah sugesti bunyi, gerak,
                             suasana,  hubungan  makna  dan  ekspresivitas
                             dan dimanfaatkan oleh penyair dengan berbagai
                             cara, yakni  cara aliterasi terkait pengulangan
                             konsonan  dan  asonansi  terkait  pengulangan
                             vokal (Warisman, 2017: 15).


                          f.  Analisis Hubungan Antara Bunyi dan Makna
                                   Perrine  (1974:  754)  dalam  (Siswantoro,
                             2010: 241) menyatakan: peran  spesifik sajak yang
                             membedakan  dari  musik,yaitu  menyampaikan
                             makna  atau  pengalaman  manusia  lewat  suara.
                             Beberapa jenis hubungan  antara bunyi  dan
                             makna,  seperti  (1)  pengintensif  makna  lewat
                             bunyi,  (2)  suara lmelodius  dan  suara tidak
                             melodius,  dan  (3)  panjang pendeknya  meter.
                             Pembahasan analisis antara bunyi  dan makna
                             lebih fokus pada pengintensifan makna.
                                   Pengintensifan  makna merujuk  kepada
                             penggunaan  sejumlah  bunyi  individu  yang
                             memiliki kualitas makna tertentu yang dianggap
                             sudah  melekat  atau  inheren.  Misalnya  bunyi  /
                             an/ pada kata /perlahan-lahan/ memiliki kualitas
                             mana tidak terburu-buru, bunyi /ng/ pada kata /
                             tenang/ memiliki kualitas makna mengendalikan
                             suasana  hati,  bunyi  /at/ pada  kata  /dahsyat/
                             memiliki  kualitas  makna  suasana  genting,
                             mencekam,  bunyi  /an/  pada  /rupawan/  dan  /
                             at/ pada kata /adat/ memiliki masing-masing
                             kualitas makna wajah sang kekasih dan kualitas
                             aturan tokoh adat yang ketat.








            76
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92