Page 84 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 84

Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi


                             visual, auditory,  dan  taktil  yang  ditunjukkan
                             dalam soneta “Senja”, merupakan unsur intrinsik
                             membentuk satu kesatuan dan keragaman
                             intrinsik  untuk  menciptakan  kepuitisan  puisi
                             soneta “Senja”.

                       7.  Analisis Persajakan

                                Pada setiap larik disisipi  penggunaan
                           bunyi-bunyi  yang  ditata secara sistimatis untuk
                           mendorong  daya  citra pembaca mengenai  objek
                           yang diungkapkan penyair. Penantaan bunyi
                           yang  membangun  persajakan diletakkan  dengan
                           berbagai cara oleh penyair. Ada yang menempatkan
                           penekanan  bunyi  khas  pada  akhir  larik,  ada  juga
                           menempatkan  bunyi  khas  pada  setiap  awal  atau
                           akhir kata (Samsuddin, 2019: 9). Jika dicermati pola
                           persajakan puisi soneta “Senja” karya Sanusi Pane,
                           puisi soneta “Senja” menempatkan bunyi khas pada
                           akhir kata dengan pola sajak. Lihat  kuatrain 1.

                                 (1) Malam turun perlahan-lahan
                                 (2)  Damai sentosa hening tenang
                                 (3)  Sunyi senyap alam sekarang
                                       (4)  Suara angin tertahan-tahan

                                Fungsi  puisi  bukanlah  sesampai selaku
                           elemen suara musikal diakhir baris/larik agar puisi
                           tersier  indah  dan  terasa  menawan,  tetapi  lebih
                           dari itu sajak sesungguhnya terkait erat dengan
                           unsur internal lain dalam membentuk struktur yang
                           padu.  Persajakan  berperan  mengikat  baris-baris
                           setiap kuatrain dan tersina dalam satuan ide atau
                           peristiwa tertentu.

                                Untuk memahami kontribusi secara struktural
                           kaitannya dengan unsur lain dapat dilakukan kajian
                           terhadap sajak demi sajak setiap kuatrain dan
                           terzina sebagai berikut.




                                                                         73
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89