Page 80 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 80

Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi


                                     //Lalu tidur di dalam duka//,

                                   //Dalam sarang rasa dihukum//,
                                   Dalam kuatrain 2  larik/ baris 2  dan  4
                             digambarakan //lalu tidur  di  dalam duka//, //
                             dalam sarang rasa  dihukum//.  Dalam  untaian
                             kuatrin  dan  larik  tersebut  digambarkan  bahwa
                             tidur menyatakan kelelahan yang memiliki
                             kedekatan makna dengan  duka yang berarti
                             kegagalan  atau ketidak  sampaian  pada  sebuah
                             harapan atau keinginan. Larik berikutnya sarang
                             dimaknai sebagai sebuah  tempat yang cukup
                             terbatas dan  terkungkung  yang  disandingkan
                             dengan  frasa  rasa dihukum yang  menyatakan
                             makna ketidakbebasan  atau  keterbelengguan.
                             Hal  ini  menunjukkan  bahwa  penempatan  gaya
                             bahasa metafora oleh penulis dimaksudkan untuk
                             mengonkretkan dan mempertajam  pemaknaan
                             sehingga  nilai rasa muncul merepresentasikan
                             rasa haru bagi pembacanya.

                       6.  Imajinasi/Pencitraan

                                Imajinasi adalah upaya memberikan koherensi
                           antara ide, tindakan, dan kategori dasar penciptaan
                           untuk memahami dunia sekitar terhadap apa yang
                           dibayangkan  dan  apa yang anggap  seperti biasa
                           (Rizvi,2000:    222–223)  dalam (Yatta K.  2003:  68).
                           Warnock Mary (1976) imajinasi secara keseluruhan
                           membuat citra untuk  mencerminkan peran
                           penting  dalam pemikiran.  Pemikiran  itulah  yang
                           mereproduksi kesan sehingga dapat memikirkan
                           apa yang terdapat dalam pikirannya.
                                Imajinasi (pencitraan) menjadi alat bantu
                           sastra dalam mengaplikasikan pencitraan kenyataan.
                           Hal ini dibutuhkan manusia sebagai mahluk sosial
                           dalam berhubungan  dengan kenyataan yang
                           ditemuinya  sehari-hari.  Daya dorong  imajinasi
                           memperkuat tanpilan fakta di dalam karya sastra.

                                                                         69
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85