Page 76 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 76

Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi


                       5.  Analisis Gaya Bahasa

                                Wren dan Martin (1982:  449)  dalam
                           (Siswantoro,  2010;206)  gaya  bahasa  merupakan
                           penyimpangan  dari bentuk  ungkapan  biasa atau
                           penyimpangan  dari  jalan  pikiran  umum  dalam
                           upaya memperoleh efek pengungkapan yang lebih
                           intens. John H. (1995: 18)

                                Dalam puisi  soneta “Senja” Sanusi  Pane
                           menggunakan gaya bahasa yang secara fungsional
                           berkaitan dengan  unsur  intrinsik  lain sehingga
                           terbentuk  efek yang utuh.  Hasil interpretasi
                           diketahui  bahwa  puisi  soneta  “senja”  penulisnya
                           memanfaatkan gaya bahasa  sebagai berikut.
                          a.  Gaya Bahasa Personifikasi

                                   Dalam studi metafora kognitif, Lakoff dan
                             Johnson  (1980)  dalam (Dorst A. G, 2011:  114)
                             didefinisikan  personifikasi  sebagai  metafora
                             ontologis  melibatkan  pemetaan lintas-domain
                             di  mana objek  atau entitas  ‘  lebih  lanjut
                             ditentukan  sebagai seseorang. Graesser  et al.
                             (1989:  141)  dalam (Dorst A.G, 2011:  114)  fokus
                             pada  personifikasi  sebagai  ‘  strategi  lain  untuk
                             memfasilitasi pemahaman dengan memberikan
                             proses abstrak dan  gagasan  yang  jelas-jelas
                             konseptual yang akrab bagi anggota budaya.

                                   Personifikasi  adalah  gaya  bahasa  kiasan
                             yang  menggambarkan benda-benda  mati atau
                             barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah
                             memiliki  sifat-sifat  kemanusiaan.  Personifikasi
                             merupakan suatu corak khusus  dari metafora,
                             yang  mengiaskan  benda-benda  mati bertindak,
                             berbuat, berbicara seperti manusia, (Keraf,
                             G. 2010: 140). Mari kita lihat gaya bahasa
                             personifikasi dalam larik-larik soneta Senja. Lihat
                             kuatrain pertama pada bait ke-2 , yaitu:



                                                                         65
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81