Page 81 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 81

Bagian 04


                           Representasi faktual merupakan alat imajinasi
                           sastra dalam  mengembangkan  pikiran  tertentu
                           (Santana S.K. 2007: 25).

                                Imajinasi atau pencitraan bisa berbentuk
                           visual, auditif,  dan  taktils. Bagaimana aspek
                           pencitraan di dalam puisi soneta “Senja” .

                          a.  Tipe visual

                                   Pencitraan   tipe  visual  (penglihatan)
                             memberi     rangsangan     kepada    inderaan
                             penglihatan  hingga  sering  hal-hal  yang  tak
                             terlihat jadi seolah-olah  terlihat (Pradopo, R.Dj
                             2007: 81).

                                   Pencitraan  tipe  visual  muncul  di  dalam
                             frasa  damai sentosa  //hening tenang,  //Sunyi
                             senyap//alam sekarang.

                                   Visualisasi  damai  dan  sentosa  adalah
                             penggabaran     suasana   penuh    keindahan,
                             ketenangan, kenyamanan. Demikian halnya
                             antara hening  dan tenang, dan sunyi  dan
                             senyap  menjelma  dalam  kondisi  yang  sama,
                             yakni alam ini  penuh  dengan  keindahan,
                             ketenangan,  kesahduan,  dan kenyamanan
                             memperkuat pencitraan  soneta “Senja”  yang
                             lebih komprehensif.

                                   Struktur pencitraan yang terbangun dalam
                             visualisasi  dengan  pemanfaatan  gaya  bahasa
                             personifikasi, simile, dan paralisme, dan metafora
                             mempunyai kepaduan  yang  utuh  sekaligus
                             menggambarkan integrasi  ragam instrisik  yang
                             membentuk  harmonisasi puisi  soneta “Senja”
                             pada kuatrain 1 larik 2 dan 3. Jika membaca larik
                             2 akan bersambung dengan larik 2.  Efek estetika
                             dan artistiknya memancarkan makna yang kuat
                             dengan pola sajak kuatrain satu empat seuntai,
                             yakni abba  puisi  soneta “ Senja”, karya Sanusi


            70
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86