Page 85 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 85
Bagian 04
a. Analisis Sajak Kuatrain 1
Mari kita perhatikan pola sajak di kuatrain
1. Lihat kolom tabel 01, kuatrai 1 bersajak ABBA,
pada halaman 62. Soneta “Senja” di atas terlihat
dengan jelas menunjukkan bahwa cerita yang
dikisahkan pada kuatrain 1 bersifat dinamis.
Baris (1) dan (2) si aku menjelaskan bahwa ketika
malam turun perlahan-lahan terasa suasana
yang damai sentosa yang hening dan tenang.
Pada baris (3) dan (4) si aku menyatakan bahwa
alam atau lingkungan sekitar dalam keadaan
sunyi dan senyap dengan disaksikan suara angina
tertahan-tahan. Dengan demikian, hubungan
yang padu antara pola sajak abba di kuatrain 1
dan plot dengan efek terciptanya peristiwa yang
bergerak dinamis dengan ikatan bunyi sajak
akhir abba yang artistik.
b. Analisis Sajak Kuatrain 2
Kita cermati bentuk sajak akhir di kuatrain
2. Lihat kuatrain 2, bersajak //abba//.
(1) Malam turun perlahan-lahan a
(2) Damai sentosa hening tenang b
(3) Sunyi senyap alam sekarang b
(4) Suara angin tertahan-tahan a
Di kuatrain 2 ini pola sajak masih sama
dengan pola sajak di kuatrain 1. Pola sajak
kuatrain 2 adalah lanjutan sajak kuatrain 1,
yakni bersajak abba. Pada baris (5) dan (6) si aku
menggambarkan bahwa Bunga di kebun tidak
lagi mekar dan duka itu terbawa dalam tidurnya.
Kemudian pada baris (7) dan (8) digambarkan
pula bahwa bukan hanya ia yang mengalami duka
nestapa tetapi burung pun termenung mengingat
suka dalam sarang rasa dihukum. Penderitaan
yang dialaminya sama yang dirasakan burung
dalam sarang seperti dihukum. Intinya adalah
74