Page 23 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 23

Bagian 01


                    sejumlah  bunyi  individual  yang  memiliki kualitas makna
                    tertentu  yang dianggap  sudah  melekat atau inheren.
                    Misalnya  bunyi  /i/ memiliki  kualitas  makna kecil,  seperti,
                    sedikit, kecil pelit, tipis dan sebagainya.


                I.  Sintaksis dalam Puisi

                         Guna  memperoleh alunan  yang  teratur, solid,
                    dan  ekspresivitas  para  sastrawan  kadang  kala  mencipta
                    kekeliruan-kekeliruan  dari  susunan    sintaksis  yang
                    preskriptif. Susunan  baku kadang menjadi  bahasa lebih
                    komunikatif  dan efektif  noveltinya (Pradopo R.Dj., 2007:
                    103). Waluyo Herman J.(1991: 69) sekalipun asas sintaksis
                    acapkali diabaikan dalam puisi, namun untuk interpretasi
                    arti tersirat puisi hendaknya memaknai  larik-larik puisi
                    itu  sebagai  kesatuan  sintaksis.  Interpretasi  arti   mungkin
                    hanya  dalam konsep  pikiran  karena selalu  menghadapi
                    wacana  yang  dibangun  dalam  kesatuan  sintaksis.  Pola
                    sintaksis puisi juga memiliki peran semantik seperti dalam
                    bahasa sehari-hari. Salah satu fungsi semantik dari struktur
                    sintaksis dalam puisi W.S. Rendra, misalnya:

                         “Pelacur-pelacur kota Jakarta/ dari kelas tinggi dan kelas
                    rendah/ telah diganyang/telah diharu biru/ mereka kecut/
                                 keder/ terhina dan tersipu-sipu”

                         Sebuah  larik  mewakili  kesatuan  gagasan  penyair
                    dan  jika  dibangun  bersama-sama larik-larik yang  lain
                    membangun kesatuan gagasan yang lebih besar. Bait-bait
                    puisi hakikatnya mirip dengan sebuah paragrap. Di dalam
                    bait terdapat satu larik yang merupakan kunci gagasan. Bait
                    merupakan  klimaks  yang  dapat  menjadi  kunci  tema dan
                    amanat  yang hendak disampaikan oleh penyair. Namun
                    karena kekebasan penyair, belum tentu gagasan pokoknya
                    terdapat dalam suatu  bait  tertentu.  Dengan  demikian,
                    bentuk sintaksis puisi dapat dihubungkan dengan larik dan
                    bait puisi.

                         Puisi tidak mengabaikan struktur sintaksis. Beberapa
                    struktur sintaksis puisi yang luput dari perhatian pembaca

            12
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28