Page 19 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 19
Bagian 01
sosial tetapi mereka juga menampilkan korelasi dengan
faktor sosial lainnya. Dari pernyataan Romane di atas,
jelas bahwa gaya menampilkan korelasi antara faktor
sosial dan bahasa yang digunakan oleh masyarakat.
Ini berarti bahwa masyarakat dapat memprediksi apa
gaya yang akan mereka gunakan dalam komunikasi
mereka sesuai dengan situasi berjalan.
Penciptaan puisi soneta tidak mengandalkan
makna lugas harafiah semata tetapi penciptaannya
tetap menggunakan gaya bahasa (figues of speech).
Bersama figratif bisa memperbanyak arti supaya
mampu mendaptak amanat yang diharapkan secara
saksama. Keraf G. (2008: 113) majas yang indah perlu
memiliki tiga elemen, yaitu kepolosan, beradab, dan
memukau. Bahasa adalah alat untuk bertemu sehingga
bahasa yang digunakan harus sendi kejujuran. Sopan
santun dimanifestasikan melalui kejelasan dan
kesingkatan. Menarik menggunakan gaya bahasa yang
mengandung tenaga untuk menciptakan rasa gembira
dan nikmat.
1.3 Imajinasi (Pencitraan)
Imajinasi adalah upaya untuk memberikan
koherensi antara ide dan tindakan, untuk menyediakan
dasar bagi isi hubungan dan penciptaan kategori untuk
memahami dunia di sekitar kita. Apa yang dibayangkan
mendefinisikan apa yang kita anggap seperti biasa.
(Rizvi,2000: 222–223) dalam (Yatta Kanu,2003: 28).
Pengimajian yaitu tutur kata yang dapat
menginterpretasi sensoris, misalnya tatapan,
penymakan, dan penikmatan. Larik sepertinya
memiliki resonansi bunyi (rekaan pendengaran), objek
yang nyata (rekaan penglihatan), dan objek yang bisa
dinikmati, duga atau terkah (imaji kinestetik) (Waluyo
Herman.J,1991: 78). Pencitraan mmenunjuk kepada
ilustrasi fantasi yang terstruktur sebagai respek
penggunaan kata-kata spesifik (Siswantoro, 2013: 215).
Imaji dalam syair, yaitu guna merespon uraian yang
8