Page 14 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 14
Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi
puisi yang bersuara. Puisi soneta diperkenalkan oleh
Muhammad Yamin dan Roestam Effendi yang diambil dari
negeri Belanda, sehingga mengapa kedua nama tersebut
sebagai pelopor/Bapak soneta Indonesia. Soneta Indonesia
tak lagi patuh pada syarat-syarat yang ada di Italia atau
Inggris. Namun soneta Indonesia mempunyai kebebasan
baik dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan
adalah jumlah barisnya (empat belas baris).(TSC, 2018).
Abrams (1981: 180) dalam ( Siswantoro, 2013:28)
soneta adalah puisi lirik yang ditulis dalam satu bentuk
stanza (bait) yang keseluruhannya terdiri dari empat belas
dengan pola iambic pentameter dan seluruh baris tersebut
baris diikat oleh pola sajak yang variatif. Soneta biasanya
mengikuti dua model, yaitu model Italia atau perkata dan
model Inggris atau Shakespeare. Seterusnya disebutkan
soneta terdiri atas dua bagian, yaitu satu oktaf terdiri
atas delapan baris dengan bersajaka abba abba dan satu
testet terdiri dari enam baris dengan sajak cdecde atau
cdcdcd, dua baris penutup disebut kaplit yang bersajak gg.
D. Pengertian Puisi
Puisi merupakan suatu karya sastra yang lahir
dari luapan hati penyair dalam bentuk ekspresi diri
dalam deskripsi keresahan, imajinasi, kritik, pemikiran,
pengalaman, kesenangan dan nasehat seseorang. (Pitaloka
A.& Sundari A., 2020:9). Puisi terlahir dari ekspresi pikiran
dan perasaan yang bermuara kepada kesenagan, kepuasan,
kebijakan, dinamika kehidupan manusia, yang diperkuat
dengan medium bahasa konotatif tanpa mengabaikan
struktur batin dan struktur fisik untuk meningkatkan
kualitas estetis dalam makna semantis.
Dengan demikian dapat digarisbawahi bahwa puisi
curahan pikir dan rasa yang menyenangkan, imajinatif,
estetis yang dibangun dengan kekuatan bahasa sebagai
medianya.
Whitworth, (2006) puisi adalah cara khusus untuk
mengatur pemikiran dan musikal yang sehat menjadi dasar
3