Page 120 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 120

Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi


                           seperti menatap  hati  (Tuhan  punyai  mata). Pada
                           puisi “Doa” berisi tentang doa seseorangkepada
                           Tuhan-Nya.     Penyairmenggunakan      konotatif
                           “menataphati”,    bermakna      tidaksebenarnya.
                           Makna  sebenarnya“menatap hari”  adalah  melihat
                           hatiseseorang.    Namun,      kenyataannyatidak
                           mungkin  hati dapat dilihat olehmanusia karena
                           hati letaknya di dalamtubuh kita. Makna “menatap
                           hati”adalah mengetahui  apa yang  dirasakanoleh
                           seseorang. Dapat dilihat  dari larikpuisi  “Allah
                           menatap hati” artinyaAllah tahu apa yang dirasakan
                           oleh   hambanya.     Penyair   mengekspresikan
                           perasaannya denganmenggunakan  kata menatap
                           hati.Penyair memilihkata menatap hati maknanya
                           Allahmengetahui  apa yang dirasakan dalamhati
                           hamba-Nya.

                       d.  Personifikasi
                                Personifikasi  adalah  semacam  gaya  bahsa
                           kiasan yang mengambarkan benda-benda  mati
                           atau  barang-barang  yang  tidk  bernyawa  seolah-
                           olah memiliki sifat kemanusiaan.
                                Bait  3  memanfaatkan  majas  personifikasi
                           pada larik keenam, /dan nafas-Mu membimbing
                           kelakuanku/.  Kata  konkret  pada  puisi  ini  salah
                           satunya  yaitu  bait  3  larik  3  dan  larik  5,  /sehingga
                           dengan  begitu mata hamba bisa melihat cahaya-
                           Mu/  /telinga  hamba  bisa  mendengar  bisikan-Mu/.
                           Kata konkret pada bait tersebut yaitu mata  dan
                           telinga. Penyair menggunakan kata mata dan telinga
                           sebagai kata nyata agar pembaca membayangkan
                           dapat melihat dan mendengar apa yang dilukiskan
                           penyair. Kata sapaan atau nama diri pada puisi ini
                           salah satunya yaitu kata “hamba” dalam bait 1, /
                           hamba bersujud kepada-Mu, ya Allah!/ merupakan
                           kata sapaan atau nama diri. Kata “hamba” berarti
                           sebutan (saya) untuk merendahkan diri serendah-
                           rendahnya di hadapan Sang Pencipta, Allah SWT.

                                                                        109
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125