Page 115 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 115
Bagian 04
tersebut berada dalam stilistika sebagai studi tentang
gaya bahasa, meliputi berbagai cara yang dilakukan dalam
kegiatan manusia, Ratna: 2009) pada dua puisi WS Rendra:
“Tuhan, aku cinta pada-Mu” dan “Doa”
Semiotik menjadikan kata-kata yang implisit menjadi
eksplisit dalam puisi sehingga mempunyai arti atau
makna (Pradopo, 1995: 143). Unsur-unsur pembangun
puisi mempunyai hubungan makna dengan yang lain dan
keseluruhannya, sehingga strukturnya harus dianalisis
dan unsur-unsurnya yang merupakan tanda-tanda yang
bermakna yang terdapat di dalamnya harus dijelaskan. WS
Rendra tetap berkarya meski dirawat di rumah sakit karena
sakit jantung koroner. Puisi terakhir Rendra menghadirkan
nuansa religius yang dalam, yang mengisyaratkan kecintaan
pada Sang Pencipta. Puisi terakhir ini ditulis Rendra pada
31 Juli di RS Mitra Keluarga.(lihat:https://news.detik.com/
berita/d1179062/tuhan-aku-cinta-padamu-puisi-terakhir-
rendra).
1. Bahasa Retorika
Wicaksono A. (2018). Retorika merupakan salah
satu cara penggunaan bahasa untuk memperoleh
efek estetis. Retorika dapat diperoleh melalui
kreativitas pengungkapan bahasa, yaitu bagimana
pengarang menyiasati bahasa sebagi sarana untuk
mengungkapkan gagasanya. Pengungkapan bahasa
dalam sastra, mencerminkan sikap dan perasaan
pengarang, namun sekaligus dimaksudkan untuk
mempengaruhi sikap dan perasaan pembaca yang
tercermin dalam nada.
Kata unsur utama artistik sebuah sajak.
Dengan kata sajak bisa diinterpretasi dan dirasakan
keindahannya. Oleh sebab itu, saja merupakan
suatu dunia dalam kata yang dapat diterima.
(Dresden dalam Mihardja, 2012).
104