Page 109 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 109
Bagian 04
Kau!//. Artinya mawar itu bermakna menarik, indah,
harum, sedangkan makna duri, yaitu menusuk,
menyakitkan, menghalangi. Bunyi memberikan
gambaran yang bermakna, (Pradopo R.Dj., 2007).
5. Analisis Unsur Semantik Puisi Soneta “Senja”
Semantik adalah ilmu tentang makna kata
(Ullmann, 2007: 1). Semantik dapat diartikan
sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu
salah satu dari tiga tataran analisis bahasa:fonologi,
gramatikal, dan semantik (Chaer A. 2009: 2). Analisis
ini fokus pada makna leksikal, gramatikal, denotasi,
konotasi, konseptual, asosiatif, idiomatikal, kias,
lokusi, ilokusi, perlokusi dalam puisi soneta “Senja”.
a. Makna Leksikal dan Gramatikal
Makna leksikal adalah makna yang sesuai
dengan referennya, makna yang sesuai dengan
observasi alat indra, atau makna yang sungguh-
sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer A.
2009: 60). Dalam puisi soneta “Senja” penulisnya
menggunakan kurang lebih 35 kata yang bermakna
leksikal atau makna sesuai referennya. Misalnya,
kata malam, turun, damai, sentosa, hening, tenang,
sunyi, senyap, alam, sukma, sunyi.
Makna gramatikal adalah makna yang timbul
karena adanya peristiwa gramatik, baik antara
imbuhan dengan kata dasar maupun antara kata
dengan kata atau frase dengan frase (Aminuddin,
2011: 88). Kata-kata yang bermakna gramatikal
dalam puisi soneta “Senja”, yaitu kata termenung,
terkenang, dihukum, di kebun, perlahan-lahan,
tertahan-tahan, menutup, memandang, rupawan.
b. Makna denotasi dan Konotasi
Makna denotasi adalah makna dalam alam
wajar secara eksplisit. Makna wajar artinya makna
yang sesuai apa adanya. Makna konotatif adalah
98