Page 94 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 94

PENDIDIKAN IPS KONSTRUKTIVISTIK DAN TRANSFORMATIF

              Stoltman (Jantz & Klaweitter, 1991), juga berpendapat bahwa   85
         kemampuan menggambar peta pada anak berkembang secara
         bertahap melalui tahapan-tahapan, yaitu: (1) menggambar peta
         tetapi masih tidak teratur, khususnya dalam menunjukkan hubungan-
         hubungan (5-7 tahun); (2) menghubungkan peta dengan lingkungan
         yang sebenarnya dibuat, meskipun belum sampai pada koordinasi
         objek yang diamati; juga menggambar realita pada peta tetapi belum
         sampai pada adanya hubungan total dari objek yang digambar (7-9
         tahun); (3) membayangkan hubungan antar objek yang dipetakan dan
         menarik kesimpulan informasi atas dasar hubungan-hubungan itu (usia
         9-12 tahun).
              Penting pula dicatat studi Hatcher dan Hawkins (Jantz & Klaweitter,
         1991), bahwa pembentukan dan pengembangan keterampilan peta
         harus merupakan suatu kontinum dari yang kongkrit hingga yang
         abstrak. Keterampilan membaca dan menggambar peta seperti:
         gambaran, pembuatan dan penggunaan simbol, paradigma, dan
         skala juga harus dimulai dari tempat-tempat yang dikenal anak dalam
         lingkungan kehidupannya (ruang kelas, tempat bermain, kamar tidur,
         sekolah, jalan ke rumah, dan sebagainya).
              Berdasarkan tinjauan Jantz dan Klaweitter (1991) di atas, jelas
         bahwa kompetensi spasial/geografis sudah terbentuk dan berkembang
         secara baik dan memadai pada siswa sejak jenjang pendidikan dasar.
         Karena itu alasan-alasan karena keterbatasan media/peraga baik dalam
         hal ketersediaan maupun kompetensi guru untuk menggunakannya,
         jangan sampai mengabaikan aspek mendasar dalam hal penguasaan
         kompetensi ini. Tentang arti penting kompetensi spasial tersebut dalam
         PIPS,  tak  satupun  pakar  yang  membantah,  karena  geografi  secara
         tradisional sudah merupakan salah satu “backbone” dalam PIPS.
              Dari seluruh kepustakaan PIPS yang diketahui peneliti, tidak
         ada satupun pakar yang tidak memasukkan keterampilan spasial
         sebagai kompetensi dasar pada kurikulum pendidikan dasar. Dalam
         kaitan ini, pandangan Amstrong (Farisi, 2005) bahwa kompetensi
         geografis baru bisa dimulai pada jenjang pendidikan dasar (kelas IV)
         yang  dipusatkan  pada  pendalaman  pemahaman  tentang  kehidupan
         manusia di lingkungan geografis rumah, kemudian dilanjutkan dengan
         pembandingan dengan berbagai lingkungan geografis rumah di dunia,
         perlu pula dipersoalkan, dan tidak didukung oleh hasil-hasil studi yang
         sudah dikemukakan di atas.
              Untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi tersebut kajian
         keruangan ditekankan pada pengembangan kemampuan-kemampuan
         tentang: pengenalan lokasi/tempat/ daerah, relasi spasial, pergerakan
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99