Page 97 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 97
NASKAH BUKU BESAR PROFESOR UNIVESITAS TERBUKA
mereka dapat mengerti warisan-warisan sejarah mereka, melalui teknik-
88
teknik seperti biografi, sejarah lisan, dan fiksi sejarah.
Berdasarkan sejumlah hasil studi tentang kompetensi anak
tentang waktu, Zaccaria (Sunal & Haas, 1993) menyarankan empat pola
yang berbeda untuk pembentukan dan pengembangan kompetensi
anak tentang waktu, yaitu (1) masa lampau diingat dan dihubungkan
dengan tindakan-tindakan masa kini; (2) menggunakan waktu sebagai
kerangka untuk menandai aktivitas-aktivitas yang sudah, sedang, dan
akan dilakukan; (3) memodifikasi waktu masa depan menjadi kegiatan
sekarang; dan (4) mengaitkan waktu dengan keterampilan-keterampilan
yang digunakan dalam sejarah atau hal-hal yang menarik di dalam
sejarah.
Preston dan Herman (Jantz & Klaweitter, 1991) berdasarkan hasil
studinya, merekomendasikan empat bidang kajian dalam upaya
membentuk dan mengembangkan kompetensi berkaitan dengan
waktu di dalam PIPS, yakni: (1) konsep kesatuan temporal (misalnya: hari,
tanggal, dan jadual harian); (2) peristiwa harus dilihat sebagai bagian-
bagian rangkaian kronologis (misalnya: pelajaran tertentu dalam jadual
pelajaran).
Dalam kaitan ini, garis waktu merupakan strategi yang snagat
berguna untuk memudahkan konsep susunan kronologis; (3) mengajar
siswa berpikir tentang suatu peristiwa terpisah dari waktu kini
denganmenggunakan satuan-satuan ukuran waktu (misalnya: waktu
masuk sekolah, istirahat, pergantian jam pelajaran, waktu pulang
sekolah); dan (4) mengembangkan pengertian waktu sejarah, yang oleh
Jantz memerlukan konsep waktu yang dikembangkan secara sempurna
dan merupakan keterampilan yang cenderung diperbaiki setelah siswa
lulus SD.
Levstick & Pappas (Jantz & Klaweitter, 1991) berdasarkan studinya
terhadap siswa kelas 2, 4, dan 6, merekomendasikan, bahwa untuk
mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah dan kronologi, bisa
dilakukan dengan menempatkan peristiwa-peristiwa sejarah ke dalam
jengkal-jengkal waktu berdasarkan rentang kompleksitasnya. Tetapi
pola ini cenderung lebih cocok untuk siswa yang lebih tinggi (SLTP/
SMU).
Sementara Saxe (1994) mengusulkan enam bidang kajian dalam
rangka pengembangan kompetensi siswa SD tentang waktu, yaitu:
(1) mengenalkan arti waktu; (2) penggunaan waktu; (3) masa lalu; (3)
perubahan; (4) kesinambungan; dan (4) dan paradigma kesejarahan.
Maxim (1987) menyarankan penggunaan benda, aktivitas, dan peristiwa
yang secara langsung berkaitan dengan kehidupan pribadinya dalam