Page 93 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 93
NASKAH BUKU BESAR PROFESOR UNIVESITAS TERBUKA
pengalaman, dan pengaruh-pengaruh imajinal pada pemahaman anak
84
tentang ruang).
Dalam tinjauan tersebut dikemukakan, bahwa peta dan
pembacaan peta sudah bisa dilakukan oleh siswa pendidikan dasar,
akan tetapi hanya karena kehati-hatian guru terhadap teori-teori yang
ada hal tersebut telah diabaikan. Mengutip hasil-hasil studi Portugaly,
Robinson & Spodek, dan Blaunt & Stea, Hatcher (Jantz & Klaweitter, 1991)
juga melaporkan bahwa anak kecil sudah memiliki keterampilan ruang
dan kemampuan membuat abstrkasi informasi dari simbol-simbol yang
terdapat di dalam peta.
Studi Park & James (Jantz & Klaweitter, 1991) terhadap siswa kelas 1,
2, 3, dan 5, juga menemukan bahwa tidak ada bukti bahwa strategi yang
dipergunakan siswa kelas 1 untuk memproses informasi keruangan itu
kurang rumit dari strategi yang dipakai oleh siswa-siswa kelas 5. Lane
& Pearson (Jantz & Klaweitter, 1991), juga menyimpulkan bahwa anak-
anak seperti halnya orang dewasa, sudah mempunyai kemampuan
mengubah fokus perhatian mereka dalam membaca simbol yang sesuai
dengan tuntutan tugas, sekalipun antara keduanya kemungkinan ada
perbedaan perkembangan dalam kemampuan paradigma ruang.
Temuan yang sama juga dilaporkan oleh Liben, Moore, & Golbeck
(Jantz & Klaweitter, 1991), bahwa anak-anak mampu menampilkan
pelaksanaan yang lebih baik pada situasi kelas daripada dengan
menggunakan model. Akan tetapi, apabila anak diberi petunjuk
untuk model ruang yang harus dibuat rekonstruksinya, mereka juga
akan mampu melaksanakan lebih baik. Hewes (Jantz & Klaweitter,
1991), bahkan mengingatkan para pakar agar sejak tahun-tahun
pertama hingga usia 6 tahun, anak sudah diberi pemahaman dan
kesadaran terhadap ruang dan waktu yang memungkinkan mereka
mampu memperoleh konsep-konsep, penalaran induktif dan deduktif
yang menuju kepada generalisasi-generalisasi, dan ekplanasi, serta
kemampuan analisis nilai.
Stoltman (Jantz & Klaweitter, 1991), juga berhasil melakukan
rekonstruksi tahapan keterampilan geografis/peta—membaca peta--
yang berbeda dengan Piaget, Bruner, dan Inhalder. Menurut Stoltman,
perkembangan kemampuan membaca peta anak berkembang dalam
tahapan-tahapan: (1) kemampuan membayangkan simbol-simbol
pada peta; (2) kemampuan menghubungkan simbol dengan apa yang
diwakilinya; (3) kemampuan melibatkan perkembangan mengenai
pola dan lokasi butir-butir di peta dan mengungkapkan hubungan-
hubungan yang ada dengan kata-kata; (4) kemampuan memahami skala
numerik; dan (5) kemampuan membuat intisari dari data dan membuat
kesimpulan-kesimpulan tentang daerah informasi yang diamatinya.