Page 75 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 75
NASKAH BUKU BESAR PROFESOR UNIVESITAS TERBUKA
e. Kemampuan Bekerja Sama
66
Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan siswa membangun
dan mengembangkan bekerjasama dengan orang lain secara positif
dalam berbagai aspek kehidupan sosial berdasarkan kapasitas personal
yang dimiliki.
Pembentukan dan pengembangan kemampuan ini juga dipandang
penting oleh siswa karena sebagai sebuah keniscayaan sebagai
makhluk sosio-kultural. Ada enam faktor yang oleh siswa dipandang
mendasar bagi suatu kerjasama yang erat dan harmonis, yakni: (1)
rasa saling membutuhkan (requiring each other); (2) rasa persaudaraan
(brotherhood); (3) kesederajatan (equality); (4) keterbukaan diri (open
mindedness); (5) kesadaran keberagamaan (religious mindedness); dan (6)
saling menghargai (mutual respect). Berdasarkan hal tersebut, tampak
adanya kaitan interaksional antara faktor psikologis, sosial, intelektual,
dan nilai, di dalam pandangan siswa tentang kerjasama. Siswa juga
sudah memiliki pemahaman dan kesadaran betapa interdependensi
dan resiprositas sangat penting di dalam kehidupan sosial.
Erickson (Jantz & Klaweitter, 1991) juga mengemukakan bahwa
pembentukan dan perkembangan kompetensi kerjasama pada anak
sejalan dengan perubahan dalam orientasi mereka dari “egosentris”
menuju “kooperatif”, yang ketika anak berusia delapan tahun. Faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan orientasi anak tersebut adalah
konteks kehidupan, lingkungan, dan interaksi sosial, juga perubahan
persepsi mereka sendiri sebagai partner dalam struktur sosial.
Sejumlah studi tentang kompetensi kerjasama dalam PIPS (Leming,
1991) menemukan bahwa kompetensi kerjasama sangat penting bagi
anak untuk memperbaiki ketidakajegan antara arti penting kerjasama
bagi keberhasilan seseorang dengan sistem akademik sekolah yang
cenderung individualistik dan kompetitif; berpengaruh positif terhadap
prestasi dan produktivitas akademik anak, memperbaiki relasi antar-
kelompok ras dan antara siswa kelompok rendah dan tinggi prestasi
akademiknya, meningkatkan harga-diri, mengembangkan timbang-
rasa, timbal-balik dan saling percaya, dan meningkatkan kecenderungan
perilaku pro-sosial siswa; serta meningkatkan rasa suka, daya tarik,
kepercayaan, dan keberterimaan oleh guru atau antar-teman.
Secara konseptual, kompetensi kerjasama juga sudah menjadi
komitmen CSS dalam konteks pembentukan “community civics”. Dalam
dokumen CSS 1915 “The Teaching of Community Civics” (Barnard, et al.,
1915) dikemukakan bahwa sebelum siswa masuk sekolah, latihan dan
kebiasaan yang dia terima pertama kali dari keluarganya berkenaan
dengan “impressions of cooperation and responsibility”, yang salah