Page 71 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 71

NASKAH BUKU BESAR PROFESOR UNIVESITAS TERBUKA

                      Kompetensi ini juga memberikan siswa dasar-dasar pemahaman
            62
                  dan kesadaran atas pola-pola perilaku yang dihormati dan dinjunjung
                  tinggi di dalam lingkungan rumah dan sekolah; dan aturan-aturan yang
                  terdapat di dalam relasi-relasi di dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan;
                  membangun kesadaran siswa terhadap hak dan tanggungjawab
                  sosialnya untuk memantapkan berbagai sistem nilai, kepercayaan, dan
                  sikap, aturan, dan kode moralitas yang berlaku di keluarga, sekolah, dan
                  masyarakat luas.

                  c.    Kemampuan Berkomunikasi
                      Kompetensi   ini  berkaitan  dengan   kemampuan    siswa
                  mengekspresikan diri dalam bentuk bahasa (lisan, tulisan, atau gerakan),
                  di dalam proses pertukaran informasi, atau ketika siswa saling bertukar
                  pikiran dan pendapat—termasuk eliminasi suatu pendapat--mengenai
                  sesuatu atau beberapa hal. Tetapi makna terpenting dari kompetensi ini,
                  seperti dinyatakan oleh siswa adalah penanda bahwa dirinya “ada”, tidak
                  melulu “mengikuti kata orang”, dan bahwa dirinya juga memiliki makna
                  dalam proses pembentukan pemikiran sosial.
                      Signifikansi kompetensi komunikasi bagi siswa , diungkapkan
                  dalam studi Piaget, Vygotsky, dan Brown yang ditinjau dan diikhtisarkan
                  oleh Thomas (1979). Dari studi mereka dapat disimpulkan bahwa: (1)
                  kompetensi komunikasi sudah terbentuk sejak usia 2 tahun dan terus
                  berkembang mencapai tingkat kemampuan komunikasi dasar pada
                  usia 7 tahun; (2) ada kaitan antara faktor kematangan dan pengalaman
                  langsung (Piaget); lingkungan sosial-kebahasaan (Vygotsky); dan
                  frekuensi, tingkat kemudahan, konteks verbal, dan peran semantik
                  (Brown) dalam pembentukan dan perkembangan kemampuan
                  komunikasi; (3) kemampuan komunikasi memiliki arti penting bagi
                  anak untuk: sosialisasi, ekspresi, dan examinasi perasaan, pikiran, dan
                  sikapnya kepada orang lain.
                      Dalam kaitan ini, PIPS sebagai salah satu bentuk pendidikan formal
                  di sekolah,  berperan besar  dalam pembentukan dan pengembangan
                  kemampuan berkomunikasi anak; dan hal ini juga diakui oleh para pakar.
                  Dewey  (1962)  berpandangan  bahwa  kemampuan  komunikasi pada
                  anak--khususnya kemampuan berbahasa--merupakan bentuk ekspresi
                  paling sederhana dalam ekspresi sosialnya. Dalam konteks kehidupan
                  komunitas,  Dewey  (1964)  juga  berargumen  bahwa  sesungguhnya
                  kehidupan sosial itu identik dengan komunikasi. Bahwa keberlanjutan
                  kehidupan manusia dan komunitas juga terjadi “by” dan “in” komunikasi.
                  Bahwa komunikasi adalah cara di mana manusia dan komunitas
                  memungkinkan mentransmisikan juga mengubah tujuan, kepercayaan,
                  aspirasi, pengetahuan, hingga tercipta suatu kebersamaan.
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76