Page 58 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 58

PENDIDIKAN IPS KONSTRUKTIVISTIK DAN TRANSFORMATIF

          sosialnya. Zimiles (1982) menyebut kompetensi ini sebagai “the child’s   49
          integrative skills). Studi Nucci (2001) juga menegaskan ada dilema yang
          inheren ketika kita mendefinisikan konsep dan pengertian diri siswa
          secara singular sebagai pandangan yang semata merujuk kepada
          tindakan-tindakan individual. Menurutnya, ada cukup bukti bahwa
          konsep dan pengertian diri siswa sesungguhnya merupakan “a physical,
          social, and academic being”.
              Demikian pula Lewis (1990) menemukan bukti bahwa
          konseptualisasi diri siswa merupakan fungsi hubungan struktural antara
          tindakan diri-sendiri dengan tindakan orang lain, atau konsekuensi
          dari individualitas dan interaksi interpersonal; atau dalam terminologi
          Erickson, Furth & Pickert (Alleman & Rosaen, 1991) sebagai fungsi-
          fungsi konstan di dalam kehidupan sosial siswa. Sedangkan Combs,
          Avila, & Purkey (Jantz & Klaweitter, 1991) memandang bahwa konsep
          dan pengertian diri siswa sebagai bentuk persepsi diri yang melibatkan
          kesadaran dan pemahaman watak diri-sendiri dan orang lain atau
          sosial atas pengalaman, posisi, dan status dirinya dalam tatanan sosial,
          karakteristik-karakteristik dan identitas personal.
              Sementara Alleman & Rosaen (1991) berpandangan bahwa konsep
          dan pengertian diri siswa merupakan karakteristik-karakteristik sosial-
          emosial  (social-emotional characteristics)  dari  seorang  siswa,  yang
          terbentuk dari hasil kesadaran diri-sendiri di dalam konteks relasi dengan
          orang lain, sebagai respon mereka terhadap ekspektasi-ekspektasi
          sosial; atau terbentuk dan berkembang di dalam konteks relasi-relasi
          interpersonal.
              Konsep dan pengertian diri bersifat multidimensional atau
          multifaset; pembentukannya berkaitan erat dengan unsur-unsur
          baik yang bersifat personal, sosial dan kultural-kultural. Faktor-faktor
          personal  yang secara integratif membentuk dan mengembangkan
          konsep dan pengertian diri siswa adalah rasa dan sikap takacuh/peduli
          pada  diri-sendiri,  kebanggaan-diri,  harga-diri,  dan  percaya  diri,  yang
          diperkuat oleh ketakacuhan/kepedulian, kebanggaan, dan kepercayaan
          dari orang lain.
              Hal ini menegaskan kembali atas tinjauan hasil-hasil penelitian yang
          dilakukan Jantz & Klaweitter (1991); Wyner & Farquhar (1991). Sekalipun
          ada sebagian hasil penelitian yang mereka tinjau, menyimpulkan bahwa
          unsur-unsur personal tersebut secara konseptual/teoretik berbeda
          dengan konsep dan pengertian diri. Akan tetapi mereka sepakat bahwa
          unsur-unsur  tersebut merupakan korelat dari  konsep dan pengertian
          diri.
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63