Page 54 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 54

PENDIDIKAN IPS KONSTRUKTIVISTIK DAN TRANSFORMATIF

          dan pengembangan kompetensi  “keilmuan” dan  “intelektualisme”.   45
          Progresivisme menekankan pada pembentukan dan pengembangan
          kompetensi  “kritisisme-reflektif” bagi terjadinya perubahan social.
          Sedangkan rekonstruksionisme sosial menekankan pada pembentukan
          dan pengembangan kompetensi “pemecahan masalah” dan “partisipasi
          sosial” bagi kesejahteraan masyarakat.
              Dalam konteks filsafat konstruktivisme, pemaknaan kompetensi
          digunakan dalam pengertian sebagai kemampuan atau kecakapan
          dasar yang harus dimiliki dan dikembangkan pada diri setiap siswa agar
          mampu membangun sendiri struktur pengetahuan, nilai, sikap, dan
          tindakannya dalam berbagai latar kehidupan sosial dan kultural; dan
          sebagai bagian integral dalam setiap ikhtiar siswa untuk membangun
          dan mengembangkan identitas, karakter, atau jatidirinya sebagai
          makhluk personal, sosiokultural dan intelektual.
              Dalam sejumlah kepustakaan PIPS, tipologi kompetensi yang
          umum berlaku dalam PIPS mencakup aspek pengetahuan (knowledge),
          keterampilan (skill), nilai (value), dan sikap (attitude) dengan beberapa
          variasi di dalam unsur-unsur substantif dan penekanannya. Kecuali
          Banks (1984) dan  Van Cleaf (1991) menambahkan aspek tindakan
          (action), tetapi secara substantif sama dengan apa yang dalam tipologi
          umum disebut “skill” (partisipasi/aksi sosial).
              Ada pula pakar yang menggunakan terma lain tetapi memiliki
          maksud yang sama. Di antaranya adalah Michaelis (1976) yang
          menggunakan  terma-terma “conceptual”, “process”, “(social) skill”, dan
          “affective” sebagai kompetensi PIPS. Martorella (1994) mengklasifikasikan
          kompetensi PIPS menjadi  “reflective” (head), “competent” (hand),
          dan  “concerned citizen” (heart). Schuncke (1988) membuat tipologi
          kompetensi PIPS dalam terma  “knowing”, “doing”,  dan  “caring”. Zevin
          (1992) menggunakan terma “didactic”, “reflective”, dan “affective”. Brophy
          dan Alleman (1996) menggunakan terma “understanding”, “appreciation”,
          dan  “life application”. CSS juga menggunakan terma  “social feeling”,
          “social thought”,  dan  “social action”  sebagai  tiga  kompetensi  dalam
          konteks “community civics”-nya (Saxe, 1991).
              Berdasarkan argumentasi di atas, tipologi kompetensi yang
          direkonstruksi di dalam studi ini pun, berbeda dengan tipologi
          yang umum dikenal seperti dikemukakan di atas. Kompetensi yang
          direkonstruksi di dalam studi ini, tidak dirumuskan atas dasar tiga tradisi
          besar PIPS menurut tipologi Barr, Barth, & Shermis (1977; 1978); atau
          lima tradisi PIPS menurut tipologi Martorella (1991) yang didasarkan dan
          dikembangkan dari tipologi Barr, Barth, & Shermis (1977; 1978), Nelson
          (1991), dan Michaelis (1976).
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59