Page 57 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 57
NASKAH BUKU BESAR PROFESOR UNIVESITAS TERBUKA
menjadi dasar bagi PIPS dalam mengembangkan kapabilitas mental
48
yang dipandang penting bagi siswa untuk merealisasikan diri; sebagai
pengorganisasi dan penyaring terhadap apapun sikap dan reaksi orang
lain tentang dirinya.
Kepemilikan kompetensi konsep-diri juga memberikan kepada
siswa pengertian diri lebih baik, dari sisi pribadi maupun orang lain di
luar dirinya; juga dipandang sangat berpengaruh terhadap perilaku
siswa dengan bertindak sebagai “sistem penyaring” yang melibatkan
persepsi siswa dan konstruksi realitas siswa; berkaitan secara positif
dengan kemampuan dan prestasi akademik siswa; dengan sikap,
perilaku, dan performansi siswa di sekolah/kelas.
Kompetensi konsep-diri juga dipandang penting bagi siswa agar
mereka mampu bersikap dan bertindak, baik di dalam kehidupan
pribadi maupun sosial, atas dasar suatu nilai tertentu yang telah menjadi
miliknya, menjadi panduan dalam dirinya; serta sebagai motivator
bagi siswa dalam pencapaian hasil-hasil belajarnya, tidak hanya oleh
akuntabilitas dan sistem peringkat.
Dalam kerangka pemikiran teoretik penahapan perkembangan
anak model Erickson (2010), yang memandang bahwa siswa usia
sekolah dasar merupakan fase penuh tantangan karena terjadi proses
peralihan fokus dari diri-sendiri dan rumah ke perhatian terhadap
lingkungan sekitar, kelompok sebaya, dan sekolah. Alleman & Rosaen
(1991) berpendapat bahwa risiko terbesar yang akan dihadapi mereka
adalah munculnya perasaan inferioritas-diri. Sejauh siswa mampu atau
sukses menghadapi tantangan-tantangan baru di sekolah, kemungkinan
terjadinya rasa dan sikap rendah-diri bisa diantisipasi. Mereka akan
mampu menunaikan tugas-tugas sekolah secara tuntas, belajar secara
general peran menjadi seorang siswa, dan mulai mengembangkan rasa
efikasi-diri melalui penyelesaian pekerjaannya; dan dalam konteks yang
lebih luas akan berpengaruh terhadap perkembangan emosional dan
sosial siswa.
Sejalan dengan itu, maka PIPS harus menjadi wahana sistemik di
dalam upaya membantu dan memfasilitasi setiap siswa membentuk
dan mengembangkan konsep dan pengertian dirinya secara positif,
termasuk pengembangan konsep diri akademik siswa, karena studi ini
juga melihat adanya korelasi positif antara konsep dan pengertian diri
siswa yang baik dengan minat, apresiasi, dan prestasi akademik mereka,
baik PIPS maupun pelajaran yang lain.
Hasil-hasil studi Zimiles menyimpulkan bahwa konsep dan
pengertian diri siswa merupakan hasil “interaksi kognitif-afektif” antara
pemahaman dan kesadaran siswa atas diri-sendiri dan atas dunia