Page 43 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 43
NASKAH BUKU BESAR PROFESOR UNIVESITAS TERBUKA
Memasukkan secara integratif antara dimensi psikologi,
34
intelelektual-keilmuan, serta dimensi sosial sebagai dasar pemikiran
dalam pengembangan kurikulum Hanna (1965), karena diyakini bisa
menjamin dan membantu siswa untuk menjadi seorang “warganegara
yang produktif”, seperti juga menjadi keyakinan epistemologis dari
para pengembangan program PIPS di era CSS (1913-1916). Jaminan
seperti itu, menurut Hanna karena bagaimanapun program PIPS yang
dikembangkan mesti memiliki keseimbangan, atau program PIPS secara
berbarengan ditarik dari kesenangan artifisial dan pertentangan bebas
yang sesungguhnya merupakan potret kehidupan mansyarakat, serta
dengan cara-cara di mana dunia sosial menghadirkan dirinya pada
diri siswa. Hingga kini, NCSS menetapkan kurikulum model Hanna
(tentunya dengan modifikasi dan elaborasi) sebagai kurikulum PIPS
standar nasional.
C. PERIODE III: MEDIO 1970AN SD AWAL 1980AN
Pada periode ini pengembangan konseptualisasi PIPS memasuki
periode penuh pertentangan, tetapi juga sejumlah kemajuan yang
dipandang signifikan. Pada periode tersebut perkembangan PIPS sarat
dengan pertentangan definisi dan dasar pemikiran. Dalam pengertian
tertentu, kondisi ini dia pandang bisa menyediakan sumber-sumber
yang kaya bagi pengembangan wawasan pemikiran PIPS. Di sisi lain
juga bisa menciptakan masalah serius bagi PIPS sendiri.
Realitas ini terjadi karena penelitian-penelitian tentang
pembelajaran PIPS cenderung kurang memiliki konsepsi yang jelas
mengenai apa yang dimaksud dengan PIPS. Sebaliknya pakar lain,
misalnya, justru memandang bahwa periode ini merupakan periode
yang sangat tenang, bahkan ada pula yang mengatakan sebagai
periode kematian maya bagi PIPS” (virtually dead). Walaupun pendapat
Newmann ini agak berlebihan, namun Stanley (1985) mengakui bahwa
selama periode tersebut tingkat aktivitas (juga dana) memang lambat.
Sungguhpun demikian, upaya pembaharuan tetap dilanjutkan
pada periode-periode selanjutnya, dan telah dicapai sejumlah
perkembangan signifikan di dalam pengembangan dasar-dasar
pemikiran PIPS. Bagi Brubaker, Simon, dan William (Farisi, 2005), pada
periode ini---dan sebenarnya juga jauh sebelum itu—para epistemolog
PIPS dari kelompok progresif terpecah ke dalam dua kelompok besar
aliran pemikiran. Kelompok pertama, mereka yang memandang PIPS
perlu “berpusat pada siswa”; dan kelompok kedua, mereka yang lebih
menyukai “orientasi sosial” dan “masalah-masalah sosial”.