Page 47 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 47
NASKAH BUKU BESAR PROFESOR UNIVESITAS TERBUKA
luas paradigma konstruktivisme (Armento, 1991). Pada periode ini,
38
pengembangan PIPS tidak lagi hanya bertujuan memberikan kepada
siswa ilmu pengetahuan sebagai “produk” (science as products), berupa
“batang tubuh dari fakta-fakta [konsep, generalisasi, dst] yang selama
ini dipandang tidak perlu lagi dipersoalkan, dikritisi, atau diperbaharui”.
Program PIPS juga selayaknya membantu siswa agar mengerti
proses pembentukan pengetahuan dan cara-cara para ilmuwan, nilai yang
selalu menjadi tantangan PIPS (Banks, 1995). Dengan kata lain, program
PIPS harus menyediakan dan memberikan kesempatan luas dan terbuka
bagi siswa untuk turut berpartisipasi aktif dalam proses pembentukan
pengetahuan, menurut cara-cara yang digunakan oleh para ilmuwan
sosial. Proses pembentukan pengetahuan, juga seharusnya menjadi
elemen kunci dari (program) kurikulum PIPS, yang di dalamnya berisikan
metode, aktivitas, dan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan
siswa mengerti, mengkaji, menentukan bagaimana asumsi-asumsi
budaya, pemikiran, perspektif, dan bias yang implisit berada di dalam
sebuah disiplin mempengaruhi cara-cara pengetahuan dibentuk.
Menjadikan PIPS sebagai program pengembangan partisipasi
sosial atau aksi sosial dengan membimbing siswa berlatih dalam
proses berpikir kritis-reflektif terhadap konstruksi pengetahuan, juga
memungkinkan mereka bisa mengerti bagaimana pengetahuan
diciptakan dan dipengaruhi oleh ras, etnis, dan posisi-posisi klas individu
dan kelompok (Banks, 1995).
Menempatkan proses pembentukan ilmu sebagai komponen
utama dalam pengembangan program PIPS, kata Banks, berarti pula
menjadikan PIPS yang dapat berperan dalam proses pembentukan
dan pengembangan ilmu pengetahuan akademik yang transformatif
(making the social studies transformative). Dalam konteks reformasi ini,
“Task Force on Scope and Squence of National Council for the Social Studies”
(NCSS) pada tahun 1984 merumuskan definisi PIPS sebagai berikut:
“Social studies can be defined as a field of study in the school
curriculum whose objectives are derived from the nature of citizenship
in a democratic society, as well as those related to other societies,
whose content comes from the social sciences and other disciplines,
as well as from the results reflection of students’ personal, social, and
cultural experiences” (NCSS, 1984).
PIPS dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian dalam
kurikulum sekolah yang tujuan-tujuannya diturunkan dari hakikat
kewarganegaraan di dalam masyarakat demokratis, serta yang