Page 46 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 46

PENDIDIKAN IPS KONSTRUKTIVISTIK DAN TRANSFORMATIF

          sebagai tujuan pokoknya, yang selama ini telah gagal memberikan   37
          keterampilan yang memadai kepada siswa untuk mengambil tindakan
          sosial secara efektif. Yang dimaksud “kompetensi lingkungan” menurut
          Newmann adalah keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan
          siswa merasa mantap dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
          lingkungannya.
              Keempat, pemikiran yang memandang PIPS perlu diarahkan
          pada pengembangan “penalaran moral” (moral reasoning) yang digagas
          oleh Lawrence Kohlberg (1975; 1981).  Tujuan program PIPS adalah
          mambantu dan memfasilitasi siswa mengembangkan penalaran dan
          pertimbangan moralnya hingga mencapai tingkat tertinggi dengan
          cara melibatkan siswa dalam diskusi secara terstruktur masalah-masalah
          moral yang mereka hadapi melalui penalaram moral, hingga mereka
          secara bertahap bisa mencapai tingkatan yang lebih tinggi.
              Kelima, pemikiran yang memandang PIPS perlu diarahkan
          pada  “kajian sosial  dan  kebijakan  politik” (social and political policy
          analyses)”—istilah dari Engle--atau “pelibatan secara sosial dan politik”
          (socio-political involvement)”--istilah dari Brubaker, Simon, dan Williams
          (Stanley, 1985). Pemikiran ini dikembangkan dari pemikiran “filsafat” dan
          “ilmu hukum atau yurisprudensial” dari Oliver dan Shaver, yang kemudian
          dikembangkan oleh Newmann bagi konsepsinya tentang “social action”
          (Stanley, 1985).
              Keenam, pemikiran yang memandang PIPS perlu mengembangkan
          sikap  “kritisisme sosial” (social criticism) yang digagas oleh Engle,
          karena sesungguhnya PIPS lebih tidak terikat pada tradisi daripada
          tradisi transmisi kewarganegaraan dan lebih manusiawi dan bebas
          daripada  mereka yang mengambil  posisi  ilmu-ilmu sosial  (Stanley,
          1985). Pemikiran ini didasarkan pada asumsi bahwa perubahan dan
          reformasi sebagai kecenderungan yang wajar dari umat manusia, dan
          bahwa  kebebasan  pikiran  dan  pemerintahan  demokratis  merupakan
          lingkungan pergaulan yang diinginkan oleh pria dan wanita. Seperti
          pada pemikiran-pemikiran sebelumnya, secara filosofis pemikiran ini
          pun akar-akarnya dapat dilacak dalam filsafat progresivisme Deweyan,
          yang dimensi etisnya berasal dari filsafat Herbartian seperti telah
          dikemukakan sebelumnya.

          D.   PERIODE IV: MEDIO 1980-AN SAMPAI SEKARANG

              Di  kalangan  komunitas  PIPS,  medio  1980an  merupakan  periode
          penting  dalam  pengembangan  dasar-dasar  pemikiran  PIPS,  yakni
          terjadinya reformasi mendasar yang ditandai penerimaan secara
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51