Page 38 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 38
PENDIDIKAN IPS KONSTRUKTIVISTIK DAN TRANSFORMATIF
Sociological Association (ASA), American Anthropological Association 29
(AAA), American Political Science Association (APSA), dan American
Historical Association (AHA), American Psychological Association (APA),
Organization of American Historians (OAH), Joint Council on Economic
Education (JCEE) (Popkewitz & Maurice, 1991), yang merupakan institusi-
institusi komunitas pakar ilmu-ilmu sosial dalam gugus tugas NCC untuk
pendidikan “pre-collegiate”. Di Indonesia, konsep tersebut sudah menjadi
“position paper” Himpunan Sarjana pendidikan IPS Indonesia (HISPIPSI)
(Winataputra, 2001a; Somantri, 2001).
Menurut catatan Barr, Barth, & Shermis (1977 ; 1978), pada waktu
itu tercatat lebih dari 50 projek pengembangan kurikulum dan bahan
ajar PIPS dalam rangka proyek Gerakan PIPS-Baru tadi. Di antara 50
proyek tersebut, hasil pengembangan yang menonjol di antaranya
kurikulum dan manual, seperti: (1) “Man: A Course of Study (MACOS)”
(Bruner, 1965) yang berisi bahan-bahan kurikulum untuk bidang
disiplin antropologi yang dikembangkan oleh University of Georgia; (2)
“Sociological Resources for the Social Studies (SRSS)” dari Social Sciences
Laboratory Units dan the Amherst Project; (3) kurikulum spiral (a spiral
conceptual curriculum) dari proyek pimpinan Hilda Taba (1962); serta (4)
kurikulum “Man in Action Series” karya proyek pimpinan Vincent Presno
& Carol Presno (1966); dan kurikulum karya “The Social Studies Curriculum
Center” Cyracuse University yang berhasil mengidentifikasi 34 konsep
dasar disiplin ilmu sosial dan sejarah (Price, Hickman, Ferraro, & Mahood,
1968).
Namun demikian, terhadap hasil-hasil pengembangan kurikulum
dari gerakan “New Social Studies” di atas tak lepas dari kritik. Shaver
misalnya, dalam surat presidensialnya kepada NCSS pada tahun 1976
juga menegaskan bahwa “the structure of the discipline approach that
dominated most curriculum development projects…social studies in 1960s
was a fad that exemplified our long standing and unthinking subservience
to professors in the academic disciplines”. Sehingga program (kurikulum)
PIPS “indicated a high level of intelectual fragmentation” (Ross, 2020).
Pada tahun 1982, kembali Shaver menegaskan bahwa pemikiran
seperti itu “there would have been little discenable effect on educational
practice if most of the studies reported in educational journals had never
been conducted” (Lybarger, 1991). Keprihatinan terhadap gerakan-
gerakan yang mengarah kepada upaya menjadikan PIPS sebagai “bagian
dari disiplin ilmu-ilmu sosial”, juga dilontarkan oleh Michael Young dan
Barr, Barth, & Shermis ketika keduanya mengkaji historisitas PIPS.