Page 117 - Quality Assurance of Blended and Online Learning : Standards and Implementation
P. 117

QUALITY ASSURANCE OF  BLENDED & ONLINE LEARNING: STANDARDS AND IMPLEMENTATION

              Jika kita jadikan SBP pada kerangka AAOU, SEL pada E-xcellence,   105
          kriteria pada pedoman mutu COL, dan titik fokus pada  toolkit  APEC
          sebagai pernyataan mutu yang setara; gambaran penekanan penjaminan
          mutu berdasarkan masing-masing kerangka tersebut terlihat berbeda.
          Gambar 3.1 memperlihatkan persentase jumlah butir pernyataan
          pada setiap area mutu terkait manajemen; program dan kurikulum;
          desain, penyelenggaraan, dan asesmen hasil belajar; infrastruktur dan
          fasilitas; staf pendukung; dukungan bagi peserta didik; serta penelitian
          dan pengabdian kepada masyarakat. Dari Gambar 3.1, terlihat bahwa
          penekanan penjaminan mutu untuk area mutu manajemen cukup
          signifikan dalam kerangka QA yang dikeluarkan oleh AAOU, COL, dan
          APEC, tetapi kurang ditekankan dalam kerangka QA  E-xcellence yang
          dihasilkan oleh EADTU.
              Gambar 3.1 tersebut juga menunjukkan kepada kita bahwa
          berdasarkan persentase pernyataan dibandingkan keseluruhan
          pernyataan yang ada, area mutu  ‘desain dan penyelenggaraan
          pembelajaran serta asesmen hasil belajar’ mendapat penekanan
          tertinggi pada SEL dari E-xcellence (40.3%), kriteria COL (28.4%), dan titik
          fokus APEC (28.4%). Sementara itu, pada kerangka QA AAOU, area mutu
          ‘desain dan penyelenggaraan pembelajaran serta asesmen hasil belajar’
          berada pada posisi ketiga (21.5%) setelah area mutu ‘manajemen’ dan
          ‘dukungan bagi peserta didik’. Tingginya penekanan penjaminan mutu
          area ‘desain  dan penyelenggaraan  pembelajaran,  serta asesmen  hasil
          belajar’ pada manual E-xcellence ini tampaknya dipengaruhi oleh ruang
          lingkup utama manual  E-xcellence yang dirancang untuk PJJ daring
          (e-learning) dan blended yang lebih mampu meningkatkan keterlacakan
          aktivitas  dan  interaktivitas  (data  proses  pembelajaran)  peserta  didik.
          Oleh karena itu, penilaian mutu biasanya berorientasi pada proses terkait
          desain mata kuliah dan kurikulum, materi pembelajaran dan aktivitas
          pembelajaran, fitur lingkungan belajar digital, dukungan dan layanan
          TIK, serta strategi institusi untuk inovasi digital (Ubachs & Henderikx,
          2022). Hal ini selaras dengan tren penjaminan mutu pendidikan tinggi
          secara umum yang menekankan pendekatan penjaminan mutu
          (khususnya eksternal) untuk lebih berfokus pada aspek  teaching and
          learning atau proses pembelajaran (Stamenka & Martin, 2021) yang
          sebelumnya kurang mendapat penekanan dalam konteks pendidikan
          masif yang banyak dilakukan oleh institusi-institusi PJJ.
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122