Page 224 - Science and Technology For Society 5.0
P. 224

~ Science and Technology for Society 5.0 ~   187


               rendah.  Hakiki,  Fauziyyah,  &  Wijanarti  (2021)  melaporkan  aktivitas
               antioksidan  pada  kulit  bligo  termasuk  dalam  kelas  medium  dengan  nilai
               IC50 6,91 mg/ml. Selain itu kandungan gula yang terdapat dalam kulit bligo
               juga  telah  diteliti  oleh  Kumar,  Mythily,  Chandraju,  &  Rasayan(2012).
               Penelitian  tersebut  melaporkan  bahwa  jenis  gula  yang  terdeteksi  pada
               ekstrak  metanol  kulit  bligo  menggunakan  thin  layer  chromatography,
               berupa galaktosa, glukosa, xylosa, dan sorbosa.

               4.  Potensi Biji Bligo
                   Biji bligo berpotensi digunakan sebagai obat. Telah dilaporkan bahwa
               ekstrak biji bligo dapat mencegah tukak lambung dan memperlancar sekresi
               lendir sehingga dapat digunakan sebagai ekspektoran (Kim dan Shin, 1999;
               Grover et al., 2000). Ekstrak biji dari bligo menunjukkan efek penghambatan
               pada sekresi histamin dan efek antitumor dengan meningkatkan reaksi imun
               (Yoshizumi  et  al.,  1998).  Gill,  Dhiman,  Bajwa,  Sharma,  &  Sood  (2010)
               meneliti potensi anti-inflamasi dari biji bligo. Adanya aktivitas antioksidan
               pada  biji  bligo  kemungkinan  bertanggung  jawab  terhadap  pengurangan
               peradangan pada edema kaki tikus. Efek anti inflamasi berhubungan dengan
               senyawa bioaktif terpenoid yang terkandung pada biji bligo (Shetty et al.,
               2008).
                   Huang  et  al.  (2004)  melaporkan  aktivitas  antioksidan  yang  berbeda
               pada  berbagai  bagian  bligo  seperti  kulit,  biji  dan  pulp,  dan  biji  memiliki
               aktivitas antioksidan yang paling tinggi. Sejalan dengan penelitian tersebut,
               Abdullah et al. (2012) juga melaporkan kandungan total fenol dan aktivitas
               antioksidan pada biji paling tinggi dibandingkan dengan pulp dan kulitnya.
               Samad et al. (2012) juga melaporkan bahwa kandungan fenol dan flavonoid
               biji  bligo  sebesar  81,3+  1,4  µg  gallic  acid/g  dan  486,8+  4,1  µg  katekin/g
               bahan kering.
                   Penelitian  Sharma,  Hirday,  &  Nilesh  (2014)  berhasil  menemukan
               hispidalin yang merupakan peptida bioaktif dalam ekstrak biji bligo. Peptida
               ini bersifat amfipatik yang memiliki efek penghambatan yang luas dan kuat
               terhadap berbagai patogen bakteri dan jamur. Efek penghambatannya ini
               bahkan setara dengan obat antibakteri dan antijamur komersial. Hispidalin
               pada konsentrasi 40 g/mL dalam ekstrak biji bligo menunjukkan aktivitas
               penangkal  radikal  bebas  DPPH  70,8%  dan  penghambatan  peroksida  lipid
               69,5%. Hispidalin dalam biji bligo ini menunjukan potensi yang besar sebagai
               antimikroba dan antioksidan.
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229