Page 223 - Science and Technology For Society 5.0
P. 223
186 ~ Seminar Internasional FST UT 2021 ~
Girdhar, Wanjari, Prajapati, & Girdhar (2010) menemukan bahwa
ekstrak metanol buah bligo menunjukkan sifat anti-kompulsif dalam tes
marble burying behaviour pada tikus. Gangguan kompulsif sendiri
merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya pengulangan pikiran
yang kompulsif, dimana penderitanya membutuhkan banyak waktu dan
dapat menyebabkan distress yang cukup besar. Adanya triptofan pada buah
bligo kemungkinan bertanggung jawab dalam meningkatkan biosintesis
serotonin yang memfasilitasi efek anti-kompulsif.
3. Potensi Kulit Bligo
Bligo memiliki keunikan tersendiri terutama pada bagian kulitnya
dimana akan muncul serbuk-serbuk putih seiring dengan tingkat
kematangannya. Bersamaan dengan munculnya serbuk putih ini, kulit bligo
akan menjadi semakin tebal sehingga dapat mencegah serangan
mikroorgnisme dan memperpanjang umur simpan bligo. Sayangnya
pemanfaatan kulit bligo belum banyak, baru sebatas dijadikan pakan ternak.
Kulit bligo dicampur dengan pakan ternak lainnya untuk dijadikan palet,
pakan ternak domba (APEEC, 2013).
Berdasarkan kandungan nutrisinya, kulit bligo bila dibandingkan dengan
daging buah bligo, lebih banyak mengandung protein (3,60 gr/100g),
kalsium (692 mg/100 g), dan zat besi (17,06 mg/100 g). Nagarajaiah dan
Prakash (2014) membandingkan kandungan nutrisi kulit beberapa jenis
tanaman cucurbitacea yaitu bligo, labu siam (Sechium edule), dan oyong
(Luffa acutangula). Hasilnya menunjukkan kulit bligo memiliki nilai serat
pangan, kandungan zat besi, kalsium pada bligo lebih tinggi dibanding
dengan kulit labu siam dan oyong.
Penelitian terkait senyawa penting dalam kulit bligo ini belum banyak
dilakukan dan sebagian besar masih dalam kajian in vitro. Rana dan Sutee
(2012) melakukan skrining fitokimia untuk menyelidiki potensi antioksidan
dari ekstrak air dan metanol kulit bligo menggunakan metode DPPH. Ekstrak
kulit bligo menunjukkan potensi yang signifikan. Pengukuran aktivitas
penangkapan radikal DPPH ditemukan 87,87% pada konsentrasi
-1
-1
100µg/mL dan 86,5% pada konsentrasi 100µg/mL . Menurut Abdullah,
Kamarudin, Samicho, Aziman, & Zulkifli (2012) dibandingkan dengan bagian
lain seperti daging buah dan biji, kandungan total fenol kulit buah adalah
paling kecil yaitu 74,83 GAE/g. Sama halnya dengan kandungan total fenol,
aktivitas antioksidan kulit menggunakan DPPH juga memiliki nilai yang