Page 203 - Science and Technology For Society 5.0
P. 203
166 ~ Seminar Internasional FST UT 2021 ~
telur berupa bagian kuning telur ditambahkan pada formulasi minuman
untuk pekerja bangunan karena bisa menambah energi.
Teh talua terbuat dari campuran teh, kuning telur, jeruk nipis, gula pasir
dan sedikir garam. Cara pembuatannya adalah pertama kuning telur dan
gula dicampur dan diaduk menggunakan seikat lidi kelapa. Pengadukan
dilakukan hingga adonan mengembang. Setelah itu ditambahkan cairan teh
panas di atas adonan. Telur yang digunakan dapat menggunakan telur itik
atau telur ayam kampung. Teh talua biasa disajikan dalam tampilan ‘ba
lenggek’ dalam bahasa Minangkabau. Ba lenggek artinya bertingkat,
tingkatan dapat terdiri dari dua sampai lima tingkat (Novra & Ariani, 2020).
Secara empiris teh talua mempunyai khasiat sebagai penambah tenaga,
menjaga kesehatan mata dan dapat memenuhi kebutuhan asupan vitamin
pada tubuh (Novra & Ariani, 2020). Kandungan senyawa pada teh antara lain
catechin (C), gallocatechin (GC), epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC),
epicatechin-3-gallate (ECG), dan epigallocatechin-3-gallate (EGCG).
Senyawa-senyawa tersebut yang berkontribusi terhadap adanya aktivitas
antioksidan pada minuman (Yenrina , Permata, Rasjmida, & Tayandi, 2016).
4. Peluang dan Tantangan Minuman Tradisional di Era Society 5.0
Saat ini, berbagai jenis minuman kekinian dapat mudah kita jumpai.
Minuman kekinian ini sering dipasarkan di mall, supermarket dan beberapa
booth di pinggir jalan. Pemasaran minuman kekinian ini tidak hanya ada di
dunia nyata, namun juga ada di dunia maya. Tak jarang, beberapa iklan di
dunia maya memunculkan produk minuman kekinian ini sebagai bahan
endorse oleh artis atau muncul sebagai iklan di tengah penayangan video
online. Perkembangan teknologi yang sangat pesat menjadi salah satu
pemicu munculnya berbagai produk minuman modern ini. Beberapa contoh
minuman kekinian yang sering kita jumpai antara lain minuman boba, thai
tea, buble tea, soju dan lain-lain. Sebelum datangnya minuman kekinian,
minuman berkarbonasi juga sudah cukup menguasai pasar Indonesia.
Hampir di setiap warung, restoran, depot dan pedagang kaki lima menjual
minuman berkarbonasi ‘made in america’ ini. Veronica & Ilmi (2020)
melaporkan bahwa 483 dari 540 atau sekitar 89,4% mahasiswa di Depok dan
Jakarta menyatakan suka dengan salah satu jenis minuman kekinian
berbahan boba. Selain itu, pada tahun 2010-2014 terjadi peningkatan