Page 201 - Science and Technology For Society 5.0
P. 201

164  ~ Seminar Internasional FST UT 2021 ~


          tertulis dalam prasasti sejak abad 5 M. Relief penggunaan jamu terdapat di
          Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Candi Penataran pada abad 8-9
          Masehi.  Istilah  ‘djamoe’  dipakai  sejak  abad  15-16  M  yang  tertulis  dalam
          primbon  di  Kartosuro.  Deskripsi  jamu  secara  rinci  terdapat  pada  serat
          centini  yang  ditulis  oleh  Kanjeng  Gusti  Adipati  Anom  Mangkunegoro  III
          tahun 1810-1823. Pada tahun 1850 R. Atmasupana II menulis sekitar 1734
          ramuan jamu (Purwaningsih, 2013).
             Bahan baku jamu terdiri dari berbagai bahan rempah seperti kunyit,
          jahe,  beras  kencur  dan  temulawak.  Di  Yogyakarta,  salah  satu  jamu  yang
          terkenal adalah jamu kunir asem. Jamu kunir asem merupakan produk jamu
          yang bahan bakunya terdiri dari kunyit dan asam. Secara empiris, jamu kunir
          asem dipercaya dapat melancarkan peredaran darah, melancarkan buang
          air besar dan meningkatkan daya tahan tubuh (Jalil  et al., 2021). Adanya
          senyawa kurkumin pada kunyit dapat berperan sebagai antioksidan (Mishra
          & Palanivelu, 2008). Selain itu, terdapat juga jamu beras kencur. Jamu beras
          kencur  merupakan  ramuan  yang  terbuat  dari  beras  (Oryza  Sativa)  dan
          kencur  (Kaempferia  galanga  L.).  Jamu  beras  kencur  diyakini  dapat
          memperlancar peredaran darah, menghilangkan rasa lelah, mempercepat
          luka akibat persalinan dan menyegarkan badan (Jalil, 2019). Pada minuman
          jamu  yang  berbahan  baku  jahe,  temulawak,  kunyit  dan  beras  kencur
          memiliki kapasitas penangkapan radikal bebas (antioksidan) sekitar 40-55%
          (Septiana, Samsi, & Mustaufik, 2017). Dari ketiga bahan tersebut, minuman
          jamu yang berbahan baku temulawak memiliki nilai kapasitas penangkapan
          radikal yang paling tinggi. Adanya senyawa fenolik pada jamu memberikan
          efek antioksidan pada minuman (Septiana et al., 2017).

          e.  Loloh
             Loloh  merupakan  minuman  khas  Bali  yang  terdiri  dari  satu  atau
          kombinasi  dari  berbagai  tanaman  herbal.  Ada  sekitar  17  jenis  minuman
          tradisional yang ada di Bali diantaranya adalah loloh cem-cem, loloh tibah,
          loloh telang, loloh kunyit, loloh buah plum, loloh tempuyung dan lain-lain
          (Pebiana, Puspasar, Dewi, & Arnyana, 2020). Penamaan jenis loloh berasal
          dari bahan baku yang digunakan. Beberapa jenis loloh yang telah popular
          dipasarkan adalah loloh tibah dan loloh cem-cem.
             Bahan utama loloh tibah adalah mengkudu (Morinda citrifolia L.) dalam
          Bahasa Bali disebut tibah. Loloh tibah dibuat dengan cara mengekstrak buah
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206