Page 48 - Cakrawala Pendidikan : Implikasi Standardisasi Pendidikan Nasional Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
P. 48

Prakoso,  Standar Nasional Pendidikan



         paradigma  manusia  sebagai  subjek  pembangunan  secara  utuh.
         Artinya,  masyarakat juga  harus  ikut  berperan  aktif dalam  proses
         pembentukan  manusia  Indonesia  seutuhnya  seperti  yang  ingin
         dihasilkan  melalui  tujuan  pendidikan  Ke  tiga,  adanya  pandangan
         terhadap  keberadaan  peserta  didik  yang  terintegrasi  dengan
         lingkungan   sosiokulturalnya   dan   pada   gilirannya   akan
         menumbuhkan  individu  sebagai  pribadi  dan  anggota  masyarakat
         mandiri  yang  berbudaya.  Dalam  konteks  ini,  cara  pandang
         terhadap  peserta  didik  selama  ini  harus  diperbaiki  karena  dalam
         proses      pembelajarannya      ia      melalui     proses
         pentahapan aktualisasi,  mulai dari  yang  paling  sederhana,  seperti
         intelektual,  emosional,  dan  spiritual,  sampai  pada  tahapan  yang
         paling  rumit,  yakni  yang  berkenaan  dengan  pemahaman  diri  dan
         lingkungan  kulturalnya.  Ke  empat,  dalam rangka  mewujudkan visi
         dan  misi  tujuan  pendidikan  tersebut,  diperlukan  suatu  acuan
         dasar  (benchmark)  oleh  penyelenggara  dan  satuan  pendidikan,
         yang  antara  lain  meliputi  kriteria  dan  kriteria  minimal  berbagai
         aspek yang  terkait  dengan  penyelenggaraan  pendidikan.  Atas
         dasar  ini,  revitalisasi  dan  reaktualisasi  kurikulum  dalam  satuan
         pendidikan  merupakan  hal  yang  harus  diperhatikan.  Hal  ini
         mengingat  cepatnya  perkembangan  global  yang  jika  tidak
         diantisipasi  dengan  penggunaan  kurikulum  yang  sesuai  tentu
         akan  menjadikan  bangsa  Indonesia  melulu  sebagai  objek
         teknologi dunia.
                Paparan  tentang  penjelasan  visi  dan  misi  pendidikan  di
         Indonesia  ini  pada  akhirnya  diharapkan  dapat  menjawab
         pertanyaan  para  pakar  maupun  praktisi  pendidikan  yang  sering
         melontarkan  kritik  kaitannya  dengan  ukuran  keberhasilan jenjang
         satuan  pendidikan.  Pelaksanaan  Ujian  Nasional (UN)  merupakan
         salah  satu  contoh  yang  sering  mendapatkan  sorotan.  Selama  ini,
         ukuran  keberhasilan  pendidikan  dilihat  tingkat  kelulusan  dan
         kualitas  lulusan  yang  diukur  berdasarkan  kemampuan  peserta
         didik  dalam  menjawab  pertanyaan-pertanyaan  yang  berkaitan
         dengan  penguasaan  pengetahuan.  Sampai  pada  tingkat  jenjang
         pendidikan  menengah,  pertanyaan  tersebut  umumnya  disusun
         dalam  bentuk  soal  objektif  tes  seperti  yang  terdapat  dalam  UN.
         Akibatnya,  apa  yang  dikerjakan,  baik  oleh  guru  maupun  peserta
         didik,  hanya  didorong  oleh  motivasi  untuk mencapai  standar nilai
         terendah dalam UN.


         36
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53