Page 26 - Cakrawala Pendidikan : Implikasi Standardisasi Pendidikan Nasional Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
P. 26

Winataputra,  Standar Nasional Pendidikan



                Pembelajaran  atau  instruction  yang  merupakan  konsep
         pedagogik  secara  teknis  hatrus  diartikan  sebagai  upaya
         sistematik  dan  sistemik  untuk  menciptakan  lingkungan  belajar
         yang  potensial menghasilkan proses belajar yang  bermuara pada
         berkembangnya  potensi  individu  sebagai  peserta  didik.  Secara
         legal-formal,  dalam  Undang-Undang  No.20  tahun  2003  tentang
         Sistim Pendidikan Nasional (UU  Sisdiknas 20/2003) pembelajaran
         diartikan  sebagai  " ... proses  interaksi  peserta  didik  dengan
         pendidik  dan  sumber  belajar  pada  suatu  lingkungan  belajar".
         (Pasal  1 butir 20).  Dari  pengertian tersebut tampak  bahwa antara
         belajar atau learning dan pembelajaran atau  instruction satu sama
         lain memiliki keterkaiatan substantif dan fungsional.
                Belajar  sebagai  proses  manusiawi  memiliki  kedudukan
         dan  peran  penting  baik  dalam  kehidupan  masyarakat  tradisional
         maupun  modern.  Pentingnya  proses  belajar dapat dipahami  dari
         traditional  wisdom,  filsafat.  temuan  penelitian  dan  teori  tentang
         belajar. Traditional wisdom adalah  ungkapan verbal dalam bentuk
         frasa,  peribahasa,  adagium,  maksim,  kata  mutiara,  petatah-petitih
         atau  puisi yang mengandung makna eksplisit atau  implisit tentang
         pentingnya  belajar  dalam  kehidupan  manusia.  Sebagai  contoh:
         /qra  bismirobbika ladzi kho/aq (Bacalah  alam semesta ini  dengan
         nama  tuhanmu);  Belajarlah  sampai  ke  negeri  China  sekalipun
         (Belajarlah  tentang  apa  saja,  dari  siapa  saja  dan  dimana  saja);
         Bend  the  willow  when  it  is  young  (Didiklah  anak  selagi  masih
         muda);  Berakit-rakit  kehulu  berenang-renang  ketepian  (Belajar
         lebih dahulu nanti akan dapat menikmati hasilnya).
                Dalam  pandangan  yang  lebih  komprehensif  konsep
         belajar  dapat  digali  dari  berbagai  sumber  seperti  filsafat,
         penelitian   empiris,   dan   teori.   Para   ahli   filsafat   telah
         mengembangkan  konsep  belajar  secara  sistimatis  atas  dasar
         pertimbangan nalar dan legis tentang realita kebenaran,  kebajikan
         dan  keindahan.  Karena  itu  filsafat  merupakan  pandangan  yang
         koheren dalam melihat hubungan manusia dengan alam semesta.
         Plato,  (dalam  Beii-Gredler,  1986)  melihat  pengetahuan  sebagai
         sesuatu  yang  ada  dalam  diri  manusia  dan  di  bawa  lahir.
         Sementara  itu  Arstoteles  melihat  pengetahuan  sebagai  sesuatu
         yang  ada  dalam  dunia  fisik  bukan  dalam  pikiran.  Kedua  kutub
         pandangan  filosofis  tersebut  berimplikasi  pada  pandangan
         tentang  belajar.  Bagi  penganut  filsafat  idealisme  hakikat  realita



         14
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31