Page 149 - Cakrawala Pendidikan : Implikasi Standardisasi Pendidikan Nasional Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
P. 149

Cakrawala Pendidikan 3



         dapat  dijadikan  mediasi  dan  jembatan  bagi  peserta  didik  untuk
         melakukan  modifikasi  dan  tranformasi  struktur  dan  fungsi-fungsi
         internalnya  (kognitif,  afektif.  dan  motorik)  ketika  interaksi  dan
         komunikasi  pembelajaran  terjadi;  (3)  memiliki  relevansi  dan
         singnifikansi  tinggi  secara  sosial,  kultural,  dan  historikal;  (4)
         merupakan  suatu  jalinan  atau  relasi  yang  saling  berkaitan  penuh
         makna  di  antara  satu  bagian  materi  dengan  bagian  materi  yang
         lain,  menjadi  sebuah  totalitas atau  kesatuan  materi;  (5)  mengikuti
         pola sirkular,  spiral, atau  siklus-berjenjang dengan cakupan materi
         yang semakin luas,  kaya,  variatif,  dan  berlapis;  (6)  memungkinkan
         peserta  didik  mampu    melakukan   rekonstruksi-rekonstruksi
         terhadap  konstruksi  pengetahuan,  domain  pengalaman,  dan
         jaringan  struktur  pengetahuan  (faktual,  deklaratif/konseptual,
         prosedural,  metakognitif,  dan  normatif/afektif)  yang  ada,  menjadi
         sesuatu  yang  baru,  dan  lebih  baik  Agar  rekonstruksi  terjadi,  isi
         kurikulum  harus  menantang  dan  sarat  masalah  yang  dapat
         menstimulasi  dan  menuntut  peserta  didik  terlibat  secara  aktif,
         kritis,  dan  reflektif untuk  menemukan  pemecahannya;  (7)  berpijak
         pada  dan  bertujuan  mengembangkan  kompetensi-kompetensi
         personal,  sosial,  dan  intelektual,  sebagai  dasar bagi  peserta didik
         untuk  melakukan  rekonstruksi-rekonstruksi  pengetahuan,  nilai,
         sikap,  dan  tindakan  secara  mandiri  di  dalam  konteks  kehidupan
         personal  dan  sosial;  dan  (8)  mampu  menyinambungkan,
         memperkuat,  dan  memperluas  struktur alamiah  dan  sosiokultural
         peserta  didik  dan  masyarakat  yang  menjadi  konteks  kehidupan
         peserta  didik  sebagai  makhluk  sosio-kultural,  kultural,  dan
         historikal.
                Pola  tersebut dipandang  sangat bermanfaat  bagi  peserta
         didik  untuk  memodifikasi  dan  sekaligus  memperluas  struktur
         pengetahuan,  domain  pengalaman,  jaringan  struktur  internalnya
         (pengetahuan,  nilai,  sikap,  dan  tindakan),  dan  identitas  kultural
         peserta  didik  sebagai  konteks  terjadinya  rekonstruksi  yang
         sesungguhnya  menjadi  esensi  di  dalam  kurikulum  berbasis
         kompetensi.
         Struktur Materi Kurikulum SD

                Setidak-tidaknya,   hingga  Piaget  menemukan  teori-
         epistemologis tentang asal-usul  pembentukan dan perkembangan



                                                                 137
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154