Page 153 - Cakrawala Pendidikan : Implikasi Standardisasi Pendidikan Nasional Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
P. 153

Cakrawala Pendidikan 3


            pertimbangan  kemungkinan  aplikasinya  oleh  peserta  didik
            SO;  sesuai  dengan  karakteristik  bidang  kajiannya;  dan  sudah
            diadaptasi,   dimodifikasi,   khusus   untuk   kepentingan
            pembelajaran di SO.
                Sebagai  substansi  materi  kurikulum  SO,  penggunaan
            kedua  jenis  pengetahuan  tersebut  secara  eklektik  bu~an
            dimaksudkan untuk melatih  peserta didik ke arah penguasaan
            pendekatan,  strategi,  cara,  teknik,  keterampilan,  proses,  dan
            prinsip-prinsip  dan  kriteria-kriteria  keilmuan;  melainkan  lebih
            pada  upaya  untuk  memperkuat  dan  memperluas  operasi-
            operasi dasar yang  terdapat di  dalam  struktur atau  organisasi
            tindakan-tindakan anak.
                Operasi-operasi  dasar  tersebut  mencakup:  (a)  operasi
            kognitif,  atau  lazim  pula  disebut  proses-proses  kognitif
            (Krathwohl,  2002),  atau  keterampilan  intelektual  (Gagne,
             1977);  (b)  operasi meta-kognitif, atau strategi kognitif (Bruner,
             1971;  Gagne,  1977),  atau  juga  lazim  disebut  strategi
            metakognitif  (Cornbleth,  1991 :41 ),  fungsi  eksekutif  atau
            struktur  kontrol  (Greeno  &  Bjork);  kemampuan  pengelolaan-
            diri  (Skinner);  dan/atau  aktivitas  matemagenik  (Rothkopf);  (c)
             operasi  afektif  (Bloom,  eds.  1956;  NVCC,  2004);  dan  (d)
             operasi  psikomotorik  (keterampilan  fisik)  (Bloom,  eds.  1956;
             NVCC,  2004).
         3.  Struktur  normatif/afektif  (Cornbleth,  1991 ),  atau  oleh  Piaget
            disebut   affective   schemes.   Struktur   normatif/afektif
            dimaksudkan  sebagai  jalinan  atau   relasi  antar-materi
             kurikulum  yang  saling  berkaitan  penuh  makna  di  antara
             berbagai muatan pengetahuan normatif atau afektual. Struktur
             normatif/afektif  tersebut  harus  memberikan  kepada  peserta
            didik  sebuah  kerangka  berpikir,  bersikap,  dan  bertindak
             sesuai  dengan  nilai-nilai,  norma-norma  dan  sikap-sikap
             berdasarkan  kelayakannya  dari  sisi  standar  etika,  budaya,
             moral, agama,  maupun estetika (Philips,  1987).
                Nilai,  norma,  moral,  dan  sikap  tersebut  secara  eklektik
             bersumber dari nilai,  norma, dan  sikap yang terdapat di dalam
             agama,  budaya,  hukum,  moral,  ilmu  pengetahuan,  etika,
             maupun  estetika  yang:  (1)  menjadi  kesepakatan  umum  atau
             bersama,  di  kalangan  masyarakat  luas  dan  komunitas
             pendidikan  di  SO;  dan  (2)  yang  dimiliki  dan  menjadi  acuan



                                                                 141
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158