Page 107 - Cakrawala Pendidikan : Implikasi Standardisasi Pendidikan Nasional Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
P. 107

Cakrawala Pendidikan 3


         misi   tersebut.   Penurunan   ekonomi   telah   menyebabkan
        terhambatnya  usaha peningkatan  partisipasi.  Dikti akan  berusaha
         melibatkan  sebanyak mungkin  pihak dan  partisipasi  swasta  untuk
         mendukung  pendanaan  bagi  PT.  Sebaliknya  institusi  PT  harus
         meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya secara terus menerus.
                Untuk  itu  dalam  strateginya,  salah  satu  cara  untuk
         mengatasi  dilema  permasalahan  ekonomi  tersebut  adalah
         mendorong  institusi  PT  untuk  menghasilkan  SDM  yang
         berkualitas  dibanding  menekankan  pada  kuantitas.  Ekspansi  PT
         hanya   dilakukan   apabila   pasar   memang    benar-benar
         membutuhkan.  Selain  itu,  setiap  institusi  didorong  untuk
         mendemonstrasikan  kualitas  lulusannya.  Outcome  indicators
         merupakan  salah  satu  alat  ukur  bagi  kualitas  yang  dimaksud,
         yang dapat dilakukan dalam  proses evaluasi  lulusan  PT (HEL TS,
         2003).
         Pendidikan Berbasis Kompetensi

                Selama  ini  sistem  pendidikan  di  Indonesia  lebih  dititik
         beratkan pada masukan dan  isi yang difokuskan pada mata kuliah
         apa yang  harus diajarkan secara sendiri-sendiri (Kurikulum  1994).
         Penguasaan  lulusan  S1  lebih  cenderung  kepada  penguasaan
         teori  dengan  pertimbangan  bahwa  S1  merupakan  dasar  bagi
         jenjang  belajar  S2  dan  S3.  Pada  kenyataannya  pendekatan  ini
         kemudian  dianggap  kurang  tepat  karena  kebanyakan  lulusan  S1
         tidak  melanjutkan  sekolah  lagi  ke  jenjang  berikutnya,  dan
         langsung  terjun  ke  dunia  kerja.  Dengan  demikian  pembekalan
         ketrampilan bagi lulusan S1  dianggap kurang adaptif bagi tuntutan
         dunia   kerja   yang   terus   menerus   berkembang   sesuai
         perkembangan teknologi dan informasi (Soewono, 2002).
                Tanggal  5-9 Oktober 1998 di  Paris merupakan tonggak
         bersejarah  bagi  dunia  pendidikan,  terutama  pendidikan  tinggi,
         UNESCO  mengadakan  World  Conference  on  Higher Education
         dalam  rangka  menyongsong  abad  21  (Rao,   2003).  Dalam
         konferensi  tersebut  dicanangkan  empat  pilar  pendidikan  untuk
         menghadapi  tantangan  abad  21,  yaitu:  (1)  learning  to  know,  (2)
         learning to do,  (3) learning to be,  dan (4)  learning to live together.
                Pilar   pertama   berkaitan   dengan   landasan   ilmu
         pengetahuan  yang  harus  dikuasai  pembelajar,  yang  terus



                                                                  95
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112