Page 61 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 61

PROGRAM REINTRODUKSI FAUNA

                   Terdapat  tiga  pendekatan  utama  bagi pembentukan populasi baru
               untuk  jenis  tumbuhan  maupun  hewan,  yakni  a)  program  penambahan
               (augmentation),  b)  program  introduksi,  dan  c)  program  reintroduksi
               (Supriatna,  2008).  Program  reintroduksi  fauna  yang  penting  untuk
               dilakukan dijelaskan di bawah ini:

               1.  Program Penambahan (Augmentation) Populasi
                   Merupakan  upaya  melepas  individu  baru  ke  suatu  populasi  untuk
               meningkatkan  ukuran  populasi  tersebut  maupun  kumpulan  gennya.
               Individu  yang  dilepas  tersebut  dapat  berupa  hasil  dari  penangkapan
               maupun penangkaran. Salah satu contoh program penambahan populasi
               tersebut  melalui  pendekatan  headstarting,  yakni  dengan  cara
               membesarkan  hewan  dalam  penangkaran  hingga  melewati  masa
               mudanya  yang  relatif  dalam  kondisi  berbahaya  dan  kemudian  hewan
               tersebut  dilepaskan  kembali  ke  alam bebas (Supriatna, 2008). Misalnya
               bayi  penyu  yang  dipelihara  selama  masa  mudanya  selanjutnya  setelah
               melewati  masa  tersebut  bayi  penyu  dilepas  ke  alam  bebas.  Di negara
               Indonesia contoh-contoh penambahan populasi dapat dilihat antara lain
               di  Taman-taman  Nasional  Kepulauan  Seribu  dan  Alas  Purwo.  Program
               headstarting juga dilakukan untuk burung Maleo (Macrocephalon maleo)
               di Cagar Alam Panua, Gorontalo.

               2.  Program Introduksi
                   Yaitu mencakup pemindahan satwa dan tumbuhan ke daerah di luar
               sebaran  alaminya.  Pendekatan  demikian  perlu  dilakukan  apabila  lokasi
               alami tempat asal spesies telah mengalami kerusakan, sehingga spesies
               tersebut  tidak  akan  mampu  untuk  bertahan  hidup  (Supriatna,  2008).
               Program introduksi mungkin dapat dilaksanakan apabila faktor penyebab
               penurunan  populasi  tidak  dapat  dihambat  lagi  sehingga  tidak mungkin
               lagi  dilakukan  program  reintroduksi  spesies.  Kemungkinan  program
               introduksi  dapat  dilakukan  apabila ketika lingkungan di daerah sebaran
               suatu  spesies  telah  mengalami  degradasi  sehingga  menyulitkan
               keberlangsungan  hidup  spesies  tersebut.  Program  introduksi  spesies  ke
               lokasi baru harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan sangat berhati-
               hati.  Hal  ini  perlu dicermati karena risiko dari introduksi adalah spesies

                               Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City    45
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66