Page 59 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 59

Apabila  merujuk  pada  paparan  Tabel  1  tekanan  terhadap
               keanekaragaman  fauna  di  Indonesia  semakin  tinggi.  Hal ini disebabkan
               oleh  adanya  peningkatan  populasi  manusia,  bencana  alam,  perubahan
               iklim,  dan  kegiatan  antropogenik  lainnya,  sehingga  berdampak  pada
               berbagai  perubahan  lingkungan,  yang  secara  langsung  berpengaruh
               terhadap status konservasi beberapa fauna unik yang langka mengalami
               gradasi menurun menuju status genting (endangered).
                   Berdasarkan IUCN  Red Data List tahun 2013, jumlah flora dan fauna
               Indonesia tercatat sebanyak 6.906 jenis yang terdiri atas 1.172 jenis flora
               dan  5.734  fauna.  Jumlah  tersebut  lebih  besar  daripada  yang  sudah
               tercatat pada tahun 2011, yaitu sebanyak 755 jenis flora dan 4.640 fauna
               (Widjaja  et  al.,  2011).  Jumlah  fauna  yang  punah  ada  dua  jenis,  yaitu
               Coryphomys  buehleri  dari  ordo  Rodentia  dan  Macrobrachium
               leptodactylus dari ordo Decapoda (Widjaja et al., 2014). Fauna Indonesia
               yang memiliki status konservasi dalam IUCN berasal dari 18 kelas, yaitu
               kelompok  ikan  Actinopterygii,  Chondrichthyes  dan  Sarcopterygii;
               kelompok  terumbu  karang  dan  ubur-ubur:  Anthozoa  dan  Hydrozoa;
               kelompok  Moluska:  Bivalvia,  Cephalopoda,  dan  Gastropoda;  kelompok
               udang-udangan:  Malacostraca  dan  Maxillopoda;  Aves (burung); Amfibi;
               Reptilia;  Mamalia;  Holothuroidea  (Echinodermata/timun  laut);  Insecta
               (serangga), Merostomata (belangkas); dan Polychaeta (cacing) (Widjaja et
               al., 2014).
                   Tantangan yang sangat realitis adalah bagaimana upaya konservasi
               dapat menekan laju kepunahan spesies dengan kemampuan sumber daya
               manusia  dan  dana  yang  sangat  terbatas.  Terdapat  tiga  kriteria dalam
               menetapkan  prioritas  untuk konservasi, yakni  pertama, kekhasan, suatu
               komunitas  hayati  diberi  prioritas  yang  lebih  tinggi  bagi  konservasi  bila
               memiliki  lebih  banyak  spesies  langka dan endemik. Suatu spesies dapat
               bernilai  lebih  tinggi  apabila  secara  taksonomis  bersifat  unik;  kedua,
               keterancaman,  spesies  yang  menghadapi  ancaman  kepunahan
               membutuhkan  penanganan  lebih  dibandingkan  spesies  yang  tidak
               terancam kepunahan (Root  et al., 2003); ketiga, kegunaan, spesies yang
               memiliki kegunaan nyata atau berpotensi bagi manusia seperti gandum
               dan  kerabatnya  perlu  diberikan  prioritas  konservasi  lebih  tinggi
               dibandingkan  spesies  yang  tidak  memiliki  kegunaan  langsung  bagi
               manusia.



                               Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City    43
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64