Page 147 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 147

Kemudian,  untuk  kerugian  dari  aktivitas  unreported  fishing
               (penangkapan  ikan  yang  tidak  dilaporkan),  walaupun  belum  ada
               laporan perkiraan besaran nilai kerugiannya, namun diperkirakan juga
               relatif  besar  akibat  berdampak  negatif  pada lingkungan, utamanya
               dalam hal pendataan ikan hasil tangkapan. Diperkirakan masih cukup
               banyak hasil tangkapan yang tidak dilaporkan, salah satu akibatnya
               adalah terjadi bias informasi tentang status SDI di suatu perairan, yang
               pada akhirnya akan mengakibatkan aktivitas penangkapan ikan yang
               terlalu intensif atau berlebih, yang dalam jangka panjang tentu akan
               menurunkan SDI itu sendiri, dikarenakan tidak ada kesempatan ikan
               melakukan recovery stok populasinya. Selanjutnya, untuk unregulated
               fishing (penangkapan ikan yang tidak diatur), perkiraan besaran nilai
               kerugiannya  juga  relatif  besar  akibat  berdampak  negative  pada
               lingkungan, walaupun belum ada laporan terkait hal tersebut. Salah
               satu akibat penggunaan jenis alat-alat tangkap ikan yang tidak diatur
               adalah tingginya hasil tangkapan by catch (hasil tangkapan sampingan
               yang tidak dimanfaatkan) dan/atau juvenile (anak-anak ikan), karena
               alat-alat  penangkapan  ikannya  yang  tidak/kurang selektif. Masalah
               IUU  fishing  menjadi  masalah  utama  dan  rumit yang dihadapi sub-
               sektor perikanan tangkap hingga kini.

               b.   Permasalahan padat tangkap di perairan pantai
                   Permasalahan padat tangkap dalam sub-sektor perikanan tangkap
               hampir terjadi di semua perairan pantai Indonesia, padahal Indonesia
               memiliki  perairan  laut  yang  sangat  luas.  Hal  ini  terjadi,  karena
               sebagian besar armada penangkapan ikan nasional didominasi oleh
               ukuran kapal ikan 5 GT (gross ton) kebawah, yakni sebesar 89%. Kapal
               penangkap  ikan  yang  berukuran  5  GT  kebawah  umumnya  hanya
               mampu  beroperasi  di  perairan  pantai  atau  di perairan teritorial (di
               bawah  12  mil).  Dengan  demikian,  sebagian  besar  armada
               penangkapan  ikan  di  Indonesia  banyak  terkonsentrasi  di  perairan
               pantai yang terbatas, baik luasan maupun SDI-nya. Apalagi, kapal ikan
               berukuran  kecil  ini,  yang  merupakan  kewenangan  daerah
               kabupaten/kota  belum  diatur  dan  dikelola  dengan  baik  dan  relatif
               masih  bersifat  “open  access”,  sehingga  jumlah  peningkatan
               armadanya  menjadi  tidak  terkendali,  terutama  di  daerah-daerah

                               Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City    131
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152