Page 146 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 146
diversifikasi usaha, pelatihan kewirausahaan, fasilitasi permodalan
usaha, fasilitasi sarana penunjang kegiatan usaha, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil kegiatan program DJPT tahun 2010-2014 belum
ada program kegiatan yang secara khusus memfokuskan pada
peningkatan kapasitas nelayan kecil, tradisional, dan nelayan buruh
secara jelas, terstruktur, terukur dan berkesinambungan dalam jangka
waktu yang panjang. Baik ditinjau dari segi anggaran, tujuan dan
sasarannya, materi pelatihan, jangka waktu, maupun
kelembagaannya.
ISU DAN PERMASALAHAN
1. Perikanan Tangkap Berkelanjutan
Permasalahan utama yang dihadapi perikanan tangkap yang
berkelanjutan di Indonesia secara umum adalah sebagai berikut (DJPT,
2015).
a. Permasalahan illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing
Kegiatan IUU fishing tidak hanya dilakukan oleh oleh kapal-kapal
ikan berbendera asing saja, tetapi juga dilakukan oleh kapal-kapal ikan
nasional. Hal ini tercemin dengan masih rendahnya tingkat kepatuhan
kapal-kapal ikan nasional akan aturan main dalam pengelolaan SDI,
seperti tidak patuhnya kapal-kapal ikan nasional dalam menggunakan
VMS (vessel monitoring system) dan pelaporan logbook hasil
tangkapannya. Selain itu, juga masih ada nelayan ataupun pengusaha
perikanan tangkap yang menggunakan jenis-jenis alat tangkap yang
destructive (merusak) atau bahan-bahan yang berbahaya dalam
kegiatan operasi penangkapan ikannya.
Masih maraknya kegiatan IUU fishing di Indonesia ini, secara nyata
telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit, baik dari sisi ekonomi,
sosial maupun lingkungan, sehingga aktivitas ini dapat dinyatakan
sebagai kendala utama bagi Indonesia dalam mewujudkan perikanan
tangkap yang berkelanjutan. Sebagai gambaran, bahwa kerugian
Indonesia akibat kegiatan illegal fishing di Laut Arafura saja mencapai
40 triliun rupiah per tahun.
130 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City