Page 403 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 403
Cakrawala Pendidikan 2
Kalau guru mengajar di kelas virtual, hanya cukup dengan
menyampaikan isi pelajaran (learning contents) secara on line,
tanpa menciptakan dan merangsang terjadinya interaksi antara
guru/dosen dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa,
mungkin dapat diibaratkan seperti guru/mengajar di kelas tatap
muka dengan metode ceramah. Arsham (2002) memberikan
beberapa saran yang berkaitan dengan penggalian potensi kelas
virtual itu berdasarkan pengalamannya:
1. Siswa harus dibimbing bagaimana belajar cara belajar
(learning to learn). Agar pembelajaran on line efektif dan
efisien, guru atau dosen perlu memberikan tugas mingguan
secara reguler. Siswa didorong untuk belajar dari
keberhasilan dan atau kesalahan yang dibuatnya dalam
mengerjakan tugas. Konsekuensinya dari hal ini adalah guru
atau dosen harus dengan cepat memberikan umpan balik
mengenai pekerjaan siswa.
2. Proses pembelajaran harus dapat memuaskan atau
memenuhi kebutuhan belajar siswa. Guru atau dosen
seyogyanya:
a. Mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan dan
keterampilan prasyarat siswa. Untuk mengetahui hal
tersebut guru atau dosen memberikan tes atau kuesioner
berkaitan dengan pengetahuan prasyarat itu. Hasilnya
dianalisis dan digunakan untuk meng-update bahan
belajar atau bahan kuliah yang akan diajarkan.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa. Guru atau
dosen perlu menjajagi sampai seberapa jauh siswa telah
menguasai isi pelajaran yang akan diajarkan. Hal ini
dapat dilakukan dengan meminta siswa menulis karangan
yang berkaitan dengan makna topik pelajaran atau kuliah
yang akan dipelajari. Tugas ini dapat memberikan
gambaran mengenai pengetahuan siswa terhadap topik
385