Page 150 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 150

I \'tnatnf)/1/ro.  f'emherdm a au  \\'nrpmwgnra Se/Jnpm



           sosial  yang  menjadi  obyek/ontologi  proses  berpikir  dari  aktor
           sosial,  perlu  disikapi  tidak  semata-mata  hanya  sebagai  fakta
           belaka,  yang  maknanya  sangat  tergantung  pada  kemampuan
           penangkapan  indriawi,  tetapi  seyogyanya  hal  itu  dilihat  dari
           hakikat eksistensial  dari  fenomena  itu  guna  mendapatkan makna
           yang  lebih  mendasar.  Misalnya,  kenyataan  menunjukkan  bahwa
           dalam  kehidupan  bermasyarakat  senantiasa  terjadi  berbagai
           konflik,  dan  dalam  keadaan  konflik  itu  biasanya  timbul  berbagai
           prasangka  antar  pihak  yang  terlibat  konflik  tersebut.  Seorang
           aktor  sosial  yang  cerdas  dan  benar/adil  seyogyanya  tidak  hanya
           melrhat  fenomena  sosial  tersebut  dari  kaca  mala  extraceptive
           knowledge  tetapi  juga  perlu  melihatnya  dari  kaca  mala
           intraceptive knowlege yang bersrfal agamis, misalnya dapat dilihat
           clari  apa  yang difirmankan Allah  dalam  AI  Ouranul Karim  (OS,  49:
           1 0-12) yang artinya sebagai berikut (Bakry,  1983:1 025).
           1.  Sesungguhnya  orang-orang  mukmin  adalah  bersaudara.
              Maka  damaikanlah  dua  saudaramu  (yang  bertengkar).
              Bertakwalah kepada Allah agar kamu diberi rahmat.
           2.  Hai  orang-orang  yang  beriman!  Janganlah  satu  kaum
              mengejek  kaum  yang  lain,  karena  boleh  jadi  yang  diejek  itu
              lebih  baik  dari  yang  mengejek,  dan  tidak  pula  wanita-wanita
              mengejek wanita-wanita  lain,  karena  boleh jadi  wanila-wanita
              yang  diejek  itu  lebih  baik  dari  wanita-wanita  yang  mengejek.
              Dan  janganlah  kamu  mencela  dirimu  sendiri.  Dan  jangan
              panggil  memanggil  dengan  gelar  yang  buruk.  Sebutan  yang
              paling  buruk  sesudah  iman  adaiah  fasik.  Barang  siapa  yang
              lidak  bertobat  (sesudah  ejek  mengejek  ilu)  maka  merekalah
              orang-orang yang dzalim.
           3.  Hai  orang-orang  yang  beriman!   Jauhilah  kebanyakan
              prasangka. Sesungguhnya sebagian  prasangka ilu dosa.  Dan
              janganlah  kamu  mencari-cari  kesalahan  orang  lain,  clan
              janganlah  sebagian  kamu  mempergunjingkan  sebagian  yang



           134
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155