Page 148 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 148

\l'illlltaf'llfm.  Pr'111/Jrrdamnn  \\'arganegam Scf}{lgai  ....







                  Dalam  model  tersebut,  proses  berdzikir  disikapi  sebagai
           titik  tolak  dan  sekaligus  sebagai  muara  dari  proses  berpikir  dan
           ber!lndak.  Sedangkan  berpikir  dan  bertindak  disikapi  sebagai
           sarana  untuk  menindaklanjuti  dzikir  dan  mengembalikan  segala
           hasil dari proses berpikir dan bertindak itu.  Oengan demikian aktor
           sosial  yang  perlu  dikembangkan  melalui  pendidikan  IPS  adalah
           aktor  sosial  yang  mampu  mengambil  keputusan  dan  bertindak
           secara  cerdas  dan  benar/adil  dalam  koridor  bingkai  dzikrullah.
           seperti  yang  ditegaskan  Sanusi  (1998a).  Oleh  karena  itu
           kesimpulan  (a!  Muchtar,  1998)  bahwa  pendidikan  IPS  memiliki
           sifat sebagai pendidikan profetik atau nubuwah cukup beralasan.
                  Pertanyaan lanJu!  yang  perlu dijawab adalah  kemampuan
           apa  yang  diperlukanoleh  seorang  aktor  sosial  agar  dapat
           mengambil keputusan dan  bertindak secara cerdas dan benar/adil
           dalam koridor dzikrullah?.
                  Kemampuan  mengambil  keputusan  atau  merupakan
           sasaran  utama  social studies  tradisi  reflective  inquiry karena  hal
           itu  dianggap  sebagai  "...  the  most  impor1ant  requirement  of
           citizenship  in  a  political  democracy  (Barr,  Barth.  dan  Shermis.
           1978:111 ).  yang  secara  lebih  jauh  ditegaskannya bahwa seorang
           warganegara yang berkarakter sebagai decision maker adalah  " ...
                  one.  who,  having  identified  a  problem.  is  able  to
                  respond to  it  in  as  rational a manner as possible ... ,
                  He  is  sensitive  to  the  need to  employ  reliable  data
                  and  to  reflect  deliberately  rather  than  to  act
                  impulsively or ingrained and rigid habit" (111   112).
                  lJntuk  menrlApatkFm  kemampuAn  mengambil  keputusan
           tersebut.  diperlukan  berbagai  kemampuan  berpikir  yang  meno-
          pang proses pengambilan keputusan tersebut.  Seperti dikutip oleh
           Sanusi  (1998a),  Edward  de  Bono,  salah  seorang  bapak  teori



           132
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153