Page 64 - Institusi Pendidikan Tinggi Di Era Digital: Pemikiran, Permodelan, Dan Praktik Baik
P. 64

Institusi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Pemikiran, Permodelan dan Praktek Baik  51


               pendidikan  untuk  mahasiswa  kurang  mampu.  Berbagai  bantuan  keuangan
               mahasiswa dapat meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi (Flannery dan
               O’Donoghue, 2013).

               9.  Otonomi
                   Otonomi  mengarah  kepada  tingkat  otonomi  akademik  internal,
               manajemen dan pengembangan SDM, keuangan, dan organisasi.  Otonomi
               akademik  meliputi  otonomi  penentuan  struktur  akademik,  kebijakan
               penerimaan  mahasiswa,  mekanisme  jaminan  mutu,  pembukaan  program
               baru,  penerimaan  mahasiswa  tiap  program,  evaluasi  hasil  pembelajaran,
               dan  evaluasi  metode  pengajaran.  Otonomi  pengembangan  SDM  meliputi
               staffing:  kebijakan  SDM,  peran  dan  responsibilitas  yang  terlibat,
               kemampuan  merekrut  staf  (akademik  dan  administratif),  kebijakan
               pengembangan  karir,  kinerja  manajemen,  dan  mekanisme  menilai
               kinerja.Otonomi  keuangan  meliputi    otonomi  dalam  menggali  dana,
               perjanjian kontrak kerjasama, kepemilikan aset, dan memperoleh pinjaman
               (AWI/MCI Program, 2010; Quyen, 2014).

               B.  KINERJA PERGURUAN TINGGI

                   Beberapa  pakar  memandang  kinerja  sebagai  hasil  dari  suatu  proses
               penyelesaian  pekerjaan,  sementara  sebagian  yang  lain  memahaminya
               sebagai  perilaku  yang  diperlukan  untuk  mencapai  hasil  yang  diinginkan.
               Helfert  (1996)  menyebut  kinerja  sebagai  suatu  tampilan  keadaan  secara
               utuh atas organisasi selama periode waktu tertentu yang merupakan hasil
               atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional organisasi dalam
               memanfaatkan  sumber  daya  yang  dimiliki.  Mulyadi  (2001)  mengatakan
               kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi,
               bagian  organisasi,  dan  karyawannya  berdasarkan  sasaran,  standar,  dan
               kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
                   Menurut Ilgen dan Schneider  dalam Williams (2002)  kinerja adalah apa
               yang orang atau sistem lakukan. Hal senada dikemukakan oleh Mohrman et
               al.  (Williams,  2002),  kinerjaterdiri  daripihak  dengan  perilakunyadalam
               suasana  pencapaian  hasil.  Dari  pendapat  ini  terlihat  bahwa  kinerja  dilihat
               sebagai  proses  sesuatu  itu  dilakukan.  Jadi,  pengukuran  kinerja  dilihat  dari
               baik-tidaknya  aktivitas  tertentu  untuk  mendapatkan  hasil  yang  diinginkan.
               Pengertian  mutakhir  kinerja  merupakan  suatu  istilah  secara  umum  yang
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69