Page 33 - Institusi Pendidikan Tinggi Di Era Digital: Pemikiran, Permodelan, Dan Praktik Baik
P. 33
20 Institusi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Pemikiran, Permodelan dan Praktek Baik
Dilihat secara bersama-sama beberapa kendala tersebut menunjukkan
bahwa program pendidikan guru telah gagal dalam mengembangkan,
menerapkan, dan mempertahankan lingkungan pembelajaran yang
memperkuat teknologi. Meskipun berbagai usaha untuk menciptakan
lingkungan pembelajaran yang memperkuat teknologi telah diusahakan
namun menurut Wedman dan Diggs (2001) seringkali kandas pada kerangka
pengembangan staf edukatif di fakultas.
Di tempat lain, Abrahams (2010) dalam penelitiannya tentang adopsi
teknologi di perguruan tinggi menemukan berbagai kendala dalam adopsi
teknologi di perguruan tinggi. Dengan menggunakan analisis problema dan
kendala, telah ditemukan berbagai pandangan multi dimensi dari
permasalahan pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran. Sebagai
contoh, melalui analisis diagram pie klaster kepemimpinan dan dukungan
Abrahams (2010) mencatat ada tiga kendala pada adopsi teknologi berbasis
jaringan pada pembelajaran, yaitu kendala dukungan teknis berkontribusi
sebesar 38%, kendala dukungan keuangan berkontribusi sebesar 37%, dan
kendala infrastruktur berkontribusi sebesar 25%. Secara lebih rinci ketiga
kendala tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Pada diagram pie, kendala kepemimpinan dan dukungan, kendala
dukungan secara teknik menunjukkan kontribusi sebesar 38%. Pada bagian
ini kendala yang paling menonjol adalah kebutuhan pemecahan masalah
bagi staf akademik dan mahasiswa serta jaminan bahwa semua materi,
termasuk multimedia, tersedia di lebih banyak ruang kelas. Kendala
kepemimpinan dan dukungan berikutnya adalah kendala infrastruktur. Yang
termasuk kendala infrastruktur adalah kendala dukungan dan komitmen staf
administrasi untuk membantu staf akademik; teknologi harus tersedia dan
dapat digunakan di setiap ruang kelas; serta pengakuan dan penghargaan
oleh administrasi atas usaha staf akademik mengadopsi teknologi. Adanya
ketiga kendala tersebut dapat dikatakan bahwa manajemen level atas pada
lembaga tidak memiliki komitmen terhadap sumber daya pada level
universitas untuk mengembangkan, menstandarisasi, dan mendukung
teknologi dalam pembelajaran.
Kendala terakhir menurut Abrahams (2010) adalah dukungan finansial
(37%). Kendala ini meliputi problema kebutuhan dana pengembangan
kurikulum dan peralatan; kebutuhan peralatan mutakhir untuk menangani
perangkat lunak mutakhir dan memperbarui layanan panggilannya. Kendala
ini menyatakan bahwa dana dibutuhkan untuk mengembangkan kurikulum