Page 32 - Institusi Pendidikan Tinggi Di Era Digital: Pemikiran, Permodelan, Dan Praktik Baik
P. 32
Institusi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Pemikiran, Permodelan dan Praktek Baik 19
pada implementasi struktur dan aktivitas pembelajaran yang memadai
bagi mahasiswa dan anggota fakultas.
9. Terakhir, melihat dibalik teknologi. Berbagai faktor termasuk manusia,
budaya, pedagogi, dan asesmen dapat menjadi sama pentingnya
dengan teknologi dalam hal berpikir tentang apa yang membuat
berhasil lingkungan pembelajaran. Bahkan dalam situasi tertentu,
lingkungan pembelajaran yang efektif diperoleh tanpa melibatkan
digital atau elektronik.
C. TANTANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN YANG MEMPERKUAT
TEKNOLOGI
Ekspansi TIK yang semakin cepat telah memberikan tekanan yang
intensif pada peran TIK di sekolah, sehingga pada saat ini TIK berperan
sentral di sekolah-sekolah. Oleh karenanya kini berbagai persiapan sumber
daya manusia (SDM) yang akan bekerja dalam lingkungan kerja pendidikan
menjadi tantangan bagi banyak sekolah termasuk perguruan tinggi. Namun
demikian, berbagai program dan persiapan tersebut masih dinilai belum
cukup untuk mengatasi berbagai tantangan penerapan teknologi tersebut.
Sebagai contoh, Ertmer (1999) secara umum menyatakan bahwa, meskipun
sebagian besar guru-guru mengakui pentingnya menggunakan teknologi
dalam ruang kelas mereka namun banyak kendala yang dapat menahan
upaya implementasi teknologi dalam proses belajar mengajar. Berbagai
kendala tersebut antara lain munculnya rasa takut seseorang terhadap
penerapan sesuatu yang baru; permasalahan teknis dan logistik; serta
masalah organisasi dan pedagogi.
Secara lebih spesifik Wedman dan Diggs (2001) menyatakan bahwa The
Office of Technology Assessment pada tahun 1995 melaporkan berbagai
kendala yang dihadapi dalam program teknologi dalam pendidikan guru
yang meliputi antara lain:
1. Dosen di fakultas adalah tidak termasuk pengguna teknologi;
2. Mahasiswa hanya belajar tentang teknologi, tetapi tidak
menggunakannya;
3. Pengalaman lapangan mahasiswa tidak didesain terhadap model yang
menggunakan teknologi;
4. Teknologi terisolasi dari kurikulum inti dan pedagogi program
pendidikan guru.