Page 29 - Institusi Pendidikan Tinggi Di Era Digital: Pemikiran, Permodelan, Dan Praktik Baik
P. 29
16 Institusi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Pemikiran, Permodelan dan Praktek Baik
kompensasi dan insentif, pelibatan karyawan secara ekstensif, dan berbagai
kombinasi pelatihan untuk memperoleh dampak yang signifikan terhadap
turnover dan produktivitas, juga terhadap kinerja keuangan perusahaan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Perluasan kerangka berpikir ini
merupakan usaha untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memperkuat teknologi dalam suatu program pendidikan SDM yang perlu
dilihat selain pendekatan-pendekatan tradisional pengembangan staf
fakultas.
Model-model dukungan kinerja tersebut telah muncul dalam literatur
mulai tahun 1970-an melalui karya Mager dan Pipe (Wedman dan Diggs,
2001) dalam bukunya yang berjudul Analyzing Performance Problems.
Kemudian tahun 1978 Gilbert dalam bukunya yang berjudul a Behavior
Engineering Model menawarkan suatu diagnosis permasalahan kinerja dan
perencanaan solusi pengembangan kinerja. Beberapa tahun kemudian
Wedman dan Graham mengembangkan Piramida Kinerja sebagai alat untuk
memandu upaya peningkatan kinerja. Menurut pendekatan Piramida
Kinerja tersebut bahwa pencapaian hasil akan signifikan jika ketiga
komponen berjalan serasi, yaitu visi, sistem dukungan, dan sumber daya.
Sistem dukung meliputi enam blok bangunan, yaitu (1) harapan dan balikan;
(2) alat-alat, lingkungan (misal, fasilitas), dan proses-proses; (3)
penghargaan, rekognisi, dan insentif; (4) motivasi dan konsep diri (self-
concept); (5) kapasitas kinerja; dan (6) pengetahuan dan keterampilan.
Upaya pencapaian hasil akan tercederai jika salah satu atau lebih blok
tersebut hilang, atau jika antara blok-blok tersebut tidak berjalan serasi,
atau jika tidak ada cukup sumber daya.
Dalam konteks pengembangan lingkungan pembelajaran yang
memperkuat teknologi, pendekatan Piramid Kinerja telah diterapkan di
Universitas Missouri. Kerangka kerja Piramid Kinerja menyediakan alat
untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam menciptakan dan
mengimplementasikan suatu lingkungan pembelajaran yang memperkuat
teknologi. Hasil dari penggunaan pendekatan Piramida Kinerja tersebut
menunjukkan bahwa upaya untuk menciptakan dan mengimplementasikan
lingkungan pembelajaran yang memperkuat teknologi, khusunya pada
program pendidikan guru, adalah sangat minim terutama dalam
pendekatan-pendekatan pengembangan tenaga akademik fakultas
berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknologi.