Page 27 - Institusi Pendidikan Tinggi Di Era Digital: Pemikiran, Permodelan, Dan Praktik Baik
P. 27

14  Institusi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Pemikiran, Permodelan dan Praktek Baik


        mereka.  Itu  semua  menjadi  tantangan  dan  peluang  yang  sangat  menarik
        untuk  dapat  dipertimbangkan  kembali,  dibayangkan  kembali,  dan
        ditemukan  kembali  lingkungan  pembelajaran  yang  dapat  mempersiapkan
        dan meningkatkan setiap individu agar dapat belajar sepanjang masa secara
        efektif.
            Lebih  lanjut  Groff  (2013),  menyatakan  bahwa  meskipun  untuk
        memajukan sistem pendidikan banyak pihak setidak-tidaknya meningkatkan
        dan memajukan teknologi, memang tidak berarti harus mengatrol teknologi
        untuk  melakukan  itu  semua.  Walaupun  begitu,  ada  beberapa  penggerak
        kunci yang mendorong teknologi sebagai komponen kunci  bagi perubahan
        sistem  pendidikan,  sehingga  menjadikan  sebagai  alasan  utama  bagi  para
        pendidik dan pemangku kepentingan pendidikan perlu mempertimbangkan
        tumbuhnya  relevansi  dan  implikasi  dari  teknologi  dan  inovasi  sekolah
        berbasis teknologi. Beberapa alasan utama tersebut sebagai berikut.
        a.  Teknologi  dapat  melakukan  beberapa  fungsi  kunci  dalam  proses
            perubahan  termasuk  pembukaan  peluang  baru  yang  dapat
            meningkatkan pengajaran dan belajar, khususnya dengan kemampuan
            dan kemudahan belajar individu pembelajar yang sangat didukung oleh
            ilmu pembelajaran.
        b.  Keterampilan  hidup  orang  dewasa  termasuk  melek  teknologi.  Orang-
            orang  yang  tidak  memiliki  atau  menguasai  kompetensi  tersebut  akan
            tertinggal  oleh  peralatan  digital  baru  dan  dampaknya  pada  kapasitas
            mereka yang tidak secara efektif dapat mengoperasikan peralatan baru
            tersebut sehingga menghadapi ancaman dari ekonomi pengetahuan.
        c.  Teknologi  merupakan  bagian  integral  untuk  akses  ke  tataran
            kompetensi  yang  lebih  tinggi  yang  sering  diacu  sebagai  keterampilan
            abad  ke-21  yang  juga  diperlukan  agar  menjadi  produktif  dalam
            masyarakat pada saat ini.

            Dalam suatu survei yang dilakukan oleh PISA (Program for International
        Student Assessment) ditemukan bahwa frekuensi penggunaan TIK di rumah
        tidak  sejalan  dengan  yang  digunakan  di  sekolah.  Pada  sebagian  besar
        negara-negara  OECD  (Organization  for  Economic  Co-operation  and
        Development) lebih dari 80% anak berusia 15 tahun banyak menggunakan
        komputer  namun  kebanyakan  dari  mereka  tidak  menggunakannya  di
        sekolah  (OECD,  2010).  Sementara  itu  di  satu  sisi  kebanyakan  sekolah-
        sekolah  dilengkapi  dengan  komputer  dan  akses  internet  dan  sering
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32