Page 58 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 58
46 Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas
Perilaku konsumtif yang dilakukan oleh masyarakat perkotaan saat ini
tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan dari suatu barang yang
dibeli lagi tetapi mereka lebih mempertimbangkan gengsi yang melekat
pada barang tersebut. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (Rosyid dan
Lina, 1997) memberikan batasan mengenai perilaku konsumtif, yakni
kecenderungan seseorang untuk mengkonsumsi barang tanpa batas dan
lebih mementingkan keinginan semata daripada kebutuhan.
Unsur-unsur budaya konsumen yang berlaku di masyarakat perkotaan
saat ini menurut Evers dalam Palmolina (1999) antara lain: (1) sering
diberi ciri materialistik dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengungkapkan kemiskinan rohani dan tindakan hedonisme;
(2) budaya yang melatarbelakangi kehidupan konsumen berperan penting.
Oleh sebab itu, dalam budaya konsumen gaya hidup mendapat kedudukan
yang istimewa, karena selalu berusaha mencari mode, gaya, serta kesan
yang baru.
Makanan siap saji memperoleh kedudukan atau tempat pada
segmentasi tertentu pada masyarakat kota yaitu masyarakat kelas
menengah ke atas tetapi kenyataannya saat ini, tidak hanya masyarakat
kelas menengah ke atas saja yang bisa menikmati fastfood dan makan di
luar rumah bahkan masyarakat dari golongan menengah dan menengah ke
bawah pun bisa menikmatinya. Beragam franchise makanan asing dan lokal,
menawarkan berbagai varian makanan dan minuman.
Sejatinya, pertumbuhan bisnis franchise makanan membuka peluang
usaha bagi masyarakat perkotaan namun disisi lain mengakibatkan adanya
kecenderungan penyeragaman selera makanan. Hal ini kurang
menguntungkan bagi perkembangan ketahanan pangan di tingkat keluarga
dan masyarakat. Semakin seragam makanan yang dikonsumsi suatu
masyarakat, semakin rendah tingkat ketahanan pangannya, karena jika
terjadi hal-hal di luar rencana yang mengakibatkan makanan yang biasa
dikonsumsi tidak tersedia, maka masyarakat akan lebih sulit beradaptasi
karena sudah terbiasa dengan selera makanan yang seragam.
HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MASYARAKAT DENGAN
KESEHATAN
Makanan yang disajikan cepat dan proses pengolahannya dalam jumlah
massal seringkali kurang seimbang mutu gizinya. Hasil penelitian Badjeber,